Dugaan Pelecehan Seksual Guru BK
BREAKING NEWS: Siswa SMAN 3 Kota Pekalongan Demo, Buntut Dugaan Pelecehan Seksual Guru BK
Siswa membentangkan spanduk dan menuntut agar guru BK pelaku dugaan pelecehan seksual diberikan sanksi seadil-adilnya.
"Kalau anak yang sudah dipanggil ada sekitar 30 sampai 40-an anak," ungkapnya.
NR, korban lain, mengaku sudah lima kali dipanggil guru tersebut.
Modusnya, sama, diwawancara soal kesehatan sekolah, pencegahan kenakalan remaja, dan seks bebas.
"Kalau manggil anak-anak ke ruangan itu, dalam keadaan kantor BK sepi."
"Ditanyain terkait kenakalan remaja, dan ketika ditanyai hanya saya dan guru tersebut."
"Lalu, pintu kantor dikunci."
"Di ruangan tersebut sekitar 1 jam, ditanyain pernah ciuman, ukuran bra, nonton video porno, pernah melakukan masturbasi sendirian. Intinya, guru tersebut menanyai hal pribadi," ucapnya.
Jika tidak menuruti, sang guru mengancam akan menyebarkan informasi tersebut ke guru-guru lain.
"Saya takut dan hanya menangis. Saya mengalami itu sejak saya kelas 10 hingga kelas 11," katanya.
Baca juga: Azmi Basyir dan Nusron Resmi Jabat Pimpinan DPRD Kota Pekalongan, Jatah untuk PDIP Masih Kosong
Surat Peringatan Pertama
Menurut NR, setelah kejadian ini terungkap dan menjadi besar, para korban dan oknum guru BK itu telah dipanggil kepala sekolah.
Menurut NR, di hadapan kepala sekolah, guru itu mengakui apa yang dialami para siswa.
Hanya saja, kepala sekolah hanya memberi surat peringatan pertama.
"Dihadapan kepsek guru tersebut mengakuinya. Dan yang kami sayangkan, guru tersebut hanya dikenai SP 1, tidak dikeluarkan dari sekolah."
"Jadi, para korban seolah-olah merasa tidak dibela sekolah," imbuhnya.
Tak hanya itu, siswa juga diminta menghapus foto 'Stop Sexual Harrasment' yang mereka unggah di Whatsapp.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.