Berita Jateng
Kisah Satu Keluarga Jadi Pejuang Kemerdekaan di Jepara, Suhartono Ikut Berperang Sejak Usia 16 Tahun
Pria kelahiran 1929 itu bisa selamat dari pertempuran yang berbekal bambu runcing saja, lantaran melarikan diri.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: khoirul muzaki
"Bantuan pemerintah, belum ada, gaji saja, bansos saya tidak dapat dari desa.Tidak ada kesibukan karena kembali ke masyarakat, sawah tidak punya, rumah sudah tidak ada," ucap Suhartono
Dia menjelaskan bahwa hidupnya saat ini menumpang dengan anak pertama.
"Dulu sempat jadi buruh tani, saya tidak ada kesibukannya. Saya hidup sendiri istri udah meninggal. Makan ikut anak pertama," jelasnya.
Pria yang memiliki tujuh orang anak, sembila cucu, enam cicit menceritakan bahwa dulu sempat ikut pertempuran di Desa Kepuk, hingga sempat berjuang di Kecamatan Sayung Demak.
Baca juga: Momen Keluarga Glenys Paskibraka Nasional Asal Cilacap Nobar Upacara HUT ke-79, Ayah Terharu
"Desa saya di Kepuk, telah kedatangan satu regu dari TNI di pimpinan Yaltomuliyo melawan belanda di Tahun 1946, dalam pertempuran itu banyak teman saya yang gugur," ujarnya.
Pria kelahiran 1929 itu bisa selamat dari pertempuran yang berbekal bambu runcing saja, lantaran melarikan diri.
Setelah selamat di pertempuran desa Kepuk, Suhartono diminta ikut berjuang di kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Ia menuturkan sudah ikut berjuang dari usia 16 tahun.
"Saya berjuang di desa Kepuk setelah itu di kirim ke Sayung Demak, Saya dalam masuk dalam tentara rakyat, kebetulan ayah saya kepala desa juga ikut TNI saya membantu dengan kakak saya sudah meninggal. Saya di daerah Sayung Demak, melawan belanda menggunakan bambu runcing," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa satu keluarganya ikut dalam perjuangan kemerdekaan.
"Saya satu keluarga ibu bapak dan kakak saya jadi prajurit semua," tutupnya. (Ito)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.