Berita Pekalongan

Padi Jenis Biosalin Jadi Harapan Petani di Wilayah Terdampak Rob Pekalongan, Uji Coba di Lahan 1 Ha

Padi jenis Biosalin menjadi harapan petani pemilik sawah di daerah payau atau terdampak rob di Bantaran Krapyak, Kota Pekalongan.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Dok Kominfo Kota Pekalongan
Penanaman padi varietas Biosalin di lahan terdampak rob, di Bantaran Krapyak, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024). Padi jenis Biosalin diuji coba dan menjadi harapan petani pemilik lahan terdampak rob. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PEKALONGAN - Padi jenis Biosalin menjadi harapan petani pemilik sawah di daerah payau atau terdampak rob di Bantaran Krapyak, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).

Uji coba penananam padi jenis Biosalin ini dilakukan Kamis (15/8/2024), difasilitasi Kodim 0710 Pekalongan dan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, serta Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BBPSI Biogen) Kementerian Pertanian.

Dalam uji coba ini, penanaman Biosalin dilakukan menggunakan model Tabela (Tanam Benih Langsung).

Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan, uji coba ini merupakan upaya memanfaatkan lagi sawah yang hampir 10 tahun terdampak banjir dan rob, kembali produktif.

"Alhamdulillah, penanganan banjir dan rob di Kota Pekalongan lewat pembangunan tanggul, operasional rumah pompa, dan sebagainya di daerah Krapyak dan Degayu, bisa berjalan efektif."

"Sehingga, membuat area persawahan yang tadinya tergenang kini sudah mengering," kata Aaf, sapaannya, Kamis (15/8/2024).

Baca juga: Muntah-muntah Setelah Makan Buah Jarak, Siswa SDN Sijeruk 2 Sragi Pekalongan Dilarikan ke Puskesmas

Aaf mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, sedikitnya ada 95 hektare lahan pertanian di Kelurahan Krapyak dan Degayu terdampak banjir rob.

Dalam uji coba tahap awal, penananam padi varietas Biosalin dilakukan di lahan seluas satu hektare dari lima hektare lahan yang disiapkan. 

"Dengan penanganan banjir dan rob yang sudah berjalan baik ini, lahan persawahan yang dulunya tergenang, harapannya bisa ditanami kembali."

"Bahkan, lapangan sepak bola yang digunakan masyarakat saat ini, sebelumnya digenangi rob dan sekarang sudah bisa dimanfaatkan anak-anak untuk bermain sepak bola kembali," ucapnya.

Aaf pun mengucapkan terima kasih atas inisiasi Kodim 0710 Pekalongan atas uji coba penanaman vaietas Biosalin itu.

"Mudah-mudahan, kegiatan ini bisa membawa keberkahan semuanya dalam rangka mendukung ketahanan pangan. Semoga, padi yang ditanam bisa berhasil dan panen melimpah," ucapnya.

Sementara, Dandim 0710 Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya menerangkan, kegiatan ini merupakan upaya tindaklanjut dari pembajakan atau pengolahan lahan sawah pertama yang dilakukan beberapa bulan lalu.

Setelah beberapa kali uji coba, katanya, BBPSI Biogen akhirnya berhasil mengembangkan benih padi varietas Biosalin yang dinilai tahan di lahan terdampak rob.

"Mudah-mudahan, lewat penanaman padi Biosalin di sini bisa ditindaklanjuti ke seluruh wilayah di Kota Pekalongan agar lahan-lahan persawahan yang dulunya tergenang rob bisa tetap produktif."

Perwakilan BBPSI Biogen Bagian Pengembangan Benih Biosalin Sumali menjelaskan, bibit padi yang ditanam di lahan terdampak rob tersebut adalah varietas Biosalin 1 dan Biosalin 2.

Baca juga: Anggota TNI Ambruk Kena Lemparan Batu di Pekalongan Viral saat Kericuhan Sepak Bola Tarkam

Bibit padi Biosalin diklaim tahan terhadap air payau atau air tawar yang tercampur air laut.

"Penanaman, padi di lahan yang diuji coba bekas terdampak rob tersebut tidaklah mudah. Dari pengukuran, kadar Total Dissolved Solids (TDS) atau zat padat terlarut di lahan tersebut mencapai 4.000 ppm."

"Dengan kadar TDS setinggi itu, tidak bisa ditanami bibit padi varietas biasa, ditambah lagi dengan kadar salinitas yang mencapai 14 persen. Maka, digunakanlah bibit padi Biosalin yang bisa tahan terhadap air payau," ucapnya.

Sumali memperkirakan, tingkat keberhasilan penanaman padi Biosalin di lahan tersebut mencapai 85 persen.

Tingkat keberhasilan bisa naik ke 95 persen jika ada air hujan. 

Adapun masa panen jenis Biosalin sekitar 85 hari sejak penanaman.

"Untuk produksi GKP (gabah kering panen), kalau Biosalin 1 paling tinggi 7,5 ton (per hektare). Tapi, kalau Biosalin 2, bisa sekitar 10 ton. Tetapi, berasnya lebih enak yang Biosalin 1."

"Jadi, ada kelebihan kekurangan masing-masing," imbuhnya. (Indra Dwi Purnomo)

Baca juga: Dokter Residen Undip yang Meninggal di Semarang Dapat Beasiswa dari Pemkot Tegal, Sudah 2 Tahun PPDS

Baca juga: Pulang Kerja, Buruh Pabrik di Semarang Tewas setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Tikungan Tugurejo

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved