Berita Nasional

KH Imaduddin Bongkar di Balik Diamnya PBNU Sikapi Polemik Nasab Baalwi

Imaduddin menjawab pertanyaan jemaah yang menyayangkan sikap PBNU terhadap polemik nasab baalwi. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: khoirul muzaki
Istimewa
KH Imaduddin saat mengisi ceramah di Purbalingga 

TRIBUNBANYUMAS.COM, Ulama NU dari Banten KH Imaduddin Utsman Al Bantani terus melakukan safari dakwah ke berbagai daerah. 


Kiai yang populer usai melahirkan tesis yang membatalkan nasab para habib tersambung ke Rasulullah ini selalu disambut para pendukungnya. 


Pada sebuah dialog interaktif di Kabupaten Purbalingga baru-baru ini, masalah nasab tidak luput dari pembahasan. 


Imaduddin menjawab pertanyaan jemaah yang menyayangkan sikap PBNU terhadap polemik nasab baalwi. 


Padahal, polemik itu sudah berlangsung setahun lebih dan selalu ramai diperbincangkan kaum nahdliyin. 

Baca juga: Profil KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ulama Muda NU yang Berani Membatalkan Nasab Habib


Imaduddin tetap berhusnuzon terhadap organisasi yang menaunginya. Imaduddin sendiri sampai saat ini masih tercatat sebagai pengurus PWNU Banten. 


Menurut dia, PBNU secara kelembagaan tidak pernah menolak tesisnya yang menyimpulkan terputusnya nasab habib ke Rasulullah. 


"Walau belum ada kata menerima," katanya


Ia menyampaikan, di jajaran pengurus PBNU hanya ada satu dua atau segelintir tokoh saja yang berseberangan dengan pendapat ilmiahnya. 


Misal Ketua PBNU Bidang Keagamaan Fahrur Rozi dan Rais Am PBNU KH Miftakhul Akhyar. 


Fahrur Rozi pun, menurut Imad, tidak menolak isi tesis atau argumennya mengenai terputusnya nasab baalwi. 


Fahrur hanya menolaknya yang seakan memaksa orang untuk mengikuti pendapatnya bahwa baalwi bukan keturunan Nabi. 


Adapun KH Miftakhul Akhyar menyatakan pendapatnya yang berbeda dengan KH Imaduddin murni keluar dari pribadinya, bukan kapasitasnya sebagai Rais Am PBNU. 

Baca juga: Proyek Tol Demak-Tuban Bakal Lewati 9 Desa di Kudus, Berikut Lokasinya


Sementara di luar itu, banyak tokoh NU maupun kaum nahdliyin yang mendukung tesis ilmiahnya. 


"Banyak yang mendukung, " katanya

Menurut dia, ada hikmah di balik diamnya PBNU selama ini terkait polemik nasab. Seandainya PBNU terlalu dini sudah menyatakan nasab baalwi terputus, PBNU bisa menjadi sasaran kemarahan kaum nahdliyin atau muhibbin yang belum tercerahkan.

Ia pun mengklaim perlahan warga NU yang sadar dan menerima tesisnya terus bertambah dari waktu ke waktu. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved