Berita Wonosobo
Sejarah Ki Ageng Wonosobo Cucu Raja Brawijaya V, Dimakamkan di Desa yang Asri
Makam Ki Ageng Wonosobo tidak pernah sepi dikunjungi orang baik dari dalam maupun luar kota. Termasuk saat ini jelang Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Ki Ageng Wonosobo merupakan salah satu tokoh pendiri Wonosobo yang terkenal hingga saat ini.
Makamnya terletak di Desa Plobangan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo yang tidak lain tempat ini merupakan pusat pemerintahan Wonosobo dahulu.
Makam Ki Ageng Wonosobo tidak pernah sepi dikunjungi orang baik dari dalam maupun luar kota. Termasuk saat ini jelang Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.
Juru Kunci Makam Ki Ageng Wonosobo, yang akrab dipanggil Mbah Pono sempat menceritakan sekilas sosok Ki Ageng Wonosobo ini kepada tribunjateng.com.
Baca juga: Berlabel Pemain Timnas Indonesia, 3 Nama Ini Memilih Berkompetisi di Liga 2 Musim 2024/2025
Ia mengatakan, Ki Ageng Wonosobo masih memiliki keturunan dari trah raja Majapahit. Ia masih merupakan cucu Brawijaya V, dengan ibunya bernama Dewi Nawangsih.
Saat runtuhnya Majapahit, Ki Ageng Wonosobo datang ke daerah Plobangan. Ia lantas mengembara ke wilayah Cirebon untuk mengembangkan ilmunya.
"Beliau ke Cirebon untuk mengembangkan ilmu Islamnya ke sana. Setelah sampai di Cirebon beliau mendapat gelar Syekh Ngabdullah," ucapnya.
Setelah dari Cirebon, Ki Ageng Wonosobo sempat bermukim di daerah Pecekelan, Sapuran sebelum akhirnya kembali ke daerah Plobangan.
Di daerah Plobangan ini, ia mengubah hutan belantara menjadi lahan pertanian dan mensyiarkan agama Islam di wilayah ini.
Baca juga: Viral Anggota Ormas Intimidasi Warga yang Laporkan Pungli Sekolah di Kebumen, Sama-sama Ngotot
Ki Ageng Wonosobo inilah yang menjadi tokoh cikal bakal berdirinya Desa Plobangan yang dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan Wonosobo sebelum dipindahkan ke pusat kota sekarang.
Ki Ageng Wonosobo merupakan sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Hingga akhir hayatnya dimakamkan di Desa Plobangan.
"Dia momong anak cucu di sini termasuk ibunya, Nawangsih. Putranya Ki Ageng Pandanaran, terus Ki Ageng Pakringan, Nyai Sabinah itu makamnya juga di sini. Ngumpul di sini kerabat Ki Ageng Wonosobo," jelasnya.
Baca juga: 1.227 KK di Cilacap Krisis Air Bersih, Kekeringan Hingga Air Sumur Tercampur Air Laut Jadi Pemicu
Masyarakat Desa Plobangan begitu merawat makam Ki Ageng Wonosobo. Posisi makam Ki Ageng Wonosoba berada di atas bukit. Untuk menuju ke sana, pengunjung harus menaiki anak tangga satu per satu.
Konon, setiap pengunjung yang menghitung anak tangga menuju makam tersebut akan menghasilkan jumlah yang berbeda antar pengunjung lainnya.
"Ini mengandung arti ketajaman, kehidupan, perilaku, dan perbuatan seseorang berbeda-beda dan tidak sama," ucap Mbah Pono.
Dari area makam Ki Ageng Wonosobo, wisatawan dapat melihat keasrian Desa Plobangan dari atas dengan bentangan sawah yang luas.
Makam Ki Ageng Wonosobo ramai pengunjung pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Muharram atau Suro. (ima)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.