Berita Semarang
Tanggul Laut di Tambaklorok Semarang Masih Rembes, Rob Genangi Permukiman meski Tak Tinggi
Warga Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), belum benar-benar terbebas dari rob meski tanggul laut telah dibangun.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Warga Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), belum benar-benar terbebas dari rob meski tanggul laut telah dibangun.
Pasalnya, air laut masih merembes dari tanggul lama hingga menggenangi jalanan permukiman.
Saat ini, tanggul yang mengelilingi ribuan rumah warga di Tambaklorok dibangun sepanjang 3,6 kilometer.
Proyek tanggul ini juga sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo selepas melaksanakan salat Iduladha di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Senin (17/6/2024).
Ketua RW 16 Kampung Tambakrejo, Slamet Riyadi Slamet mengatakan, tanggul rob atau tanggul laut itu memang permintaan warga setempat.
Tanggul yang telah lama menjadi angan-angan kini telah berdiri kokoh membentengi kawasan pesisir tersebut dari abrasi.
"Awal 2023 dibangun tahap 2 di timur wilayah kami. Kami sangat bersyukur dan berharap semoga wilayah aman," kata Slamet, Rabu (19/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Gagahnya Tanggul Laut di Pesisir Utara Semarang Ditinjau Langsung Jokowi, Mampu Tahan Rob 30 Tahun
Namun, Slamet menyayangkan, tanggul senilai Rp386 miliar itu masih dapat ditembus air rob.
Meski tak lagi tinggi, mencapai satu meter, rob masih merembes hingga 30 sentimeter.
Ini terjadi karena rob muncul dari celah rumah warga di dekat tanggul tahap satu, setelah tanggul tahap dua rampung.
"Tapi, setelah tanggul dibangun di sebelah timur, sheet pile lama (tanggul tahap 1) rembes sehingga yang dulunya air pasang dari arah timur, sekarang rembes di tanggul tahap 1," ungkapnya.
Pada akhirnya, rob masih menggenang di RW 16.
Rabu, rob membanjiri jalanan utama gang di Tambakrejo.
"Itu pun masih belum menjamin amannya wilayah yang kami tempati di Tambakrejo dan Tambakmulyo. Kami masih merasakan hidup yang betul sangat susah dengan rob yang masih mengancam," keluhnya.
Dia menjelaskan, di tanggul rob tahap dua yang ditinjau Jokowi, tanggul dibuat lewat cara diurug menggunakan tanah berkualitas kemudian dipasang sheet pile.
Sementara, tanggul rob tahap satu, digarap dengan meletakkan sheet pile terlebih dahulu, baru diurug lumpur sedimentasi dari banjir kanal Semarang.
"Ini bocor karena prosesnya berbeda dengan tahap dua, dipasang sheepile baru diurug lumpur," kata Slamet.
Pasalnya, meski kini warga tidak lagi harus meninggikan rumah tapi kendaraan bermotor milik warga setempat masih berisiko rusak berkarat karena sering kali harus menerjang air rob dari laut tersebut.
"Dulu, secara ekonomi, kami harus berpikir untuk berlomba meninggikan rumah. Sekarang, dampak rob itu bisa ditandai kalau lihat motor karatan itu pasti punya orang sini, orang pantura," ungkapnya.
Baca juga: Penampakan Tanggul Laut Senilai Rp 386 Miliar di Pantura, Bisakah Mencegah Semarang Tenggelam?
Terakhir kali, Slamet meninggikan rumah pada 2019.
Sebelum tanggul dibangun, Slamet mengaku telah lima kali mengurug pondasi dan meninggikan rumah.
Slamet mengaku telah menyampaikan keluhan tersebut di berbagai forum.
Dia berharap, pemerintah mendengar hal itu dan bersedia melakukan perbaikan di tanggul tahap 1.
"Kami harap, tolong bisa diperbaiki, tapi bahasa Pemkot harus nunggu anggaran. Padahal, kami juga pengin hidup layak karena kalau rob banyak yang gatal dan diare, belum lagi sebagian harus kerepotan menitipkan motor di masjid supaya enggak kena rob," katanya. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Keluhkan Air Rob Masih Rembes ke Tanggul Tambaklorok Semarang".
Baca juga: Persik Kediri Tiba-tiba Dapat Surat Sanksi dari FIFA, Terancam Tak Bisa Daftarkan Pemain Baru
Baca juga: Kecelakaan Bus Rombongan Wisata SDN 1 Banjaran Jepara: Sopir Terlihat Bermain HP, 6 Anak Terluka
Tukang Parkir di Bubakan Semarang Tusuk Warga Gara-gara Uang Rp2 Ribu, Korban Ikut Diciduk Polisi |
![]() |
---|
Ada Sejumlah RT Tolak Dana Operasional Rp 25 Juta, Wali Kota Semarang Merasa Tak Masalah |
![]() |
---|
Konflik Memanas, Warga Pasang Spanduk Usir Keluarga Bocah 'Mlipir Sungai' di Semarang |
![]() |
---|
Tak Semua RT di Kota Semarang Tergiur Bantuan Rp25 Juta Per Tahun, RT di Perumahan Tegas Menolak |
![]() |
---|
Protes Kebijakan Zero ODOL, Tio Pasang Bendera One Piece di Belakang Truk Kontainernya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.