Berita Jateng

Bandara Ahmad Yani Semarang tak Lagi Layani Penerbangan Internasional Bikin Pelaku Wisata Pusing

dicabutnya status  Internasional di dua bandara itu dinilai sangat menggangu lalu lintas perekonomian

Rahdyan Trijoko/Tribun Jateng
Penerbangan perdana Semarang-Denpasar di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG-Pelaku wisata Jawa Tengah menyayangkan pencabutan status internasional Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dan  Bandara Adi Sumarmo.

Berbagai upaya dilakukan pelaku wisata untuk menggenjot angka kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah.

Ketua Association of The Indonesian Tour And Travel Agencies (ASITA) Jateng Alex Gunarto mengatakan dicabutnya status  Internasional di dua bandara itu sangat menggangu lalu lintas perekonomian.

Padahal sebelum pandemi Covid 19 rute penerbangan Singapura dan Malaysia  telah terjadwal dengan baik.

Baca juga: Sastrawan Dunia Ahmad Tohari Motivasi Siswa SMAN Klampok Banjarnegara, Menulis Bisa Jadi Miliarder


"Dengan diturunkannya status bandara maka langkah-langkah yang dilakukan pelaku wisata harus diganti.  Pelaku wisata mencari upaya agar wisatawan internasional terserap di Jawa Tengah," ujarnya usai pembukaan Central Java Tourism Business Travel Exchange, Kamis (5/2/2024).


Menurut Alex, penurunan status bandara merupakan kebijakan pemerintah pusat. Pihaknya akan berjuang kembali agar kedua bandara itu dibuka untuk penerbangan internasional.


"Ini menjadi upaya feeder ketika akan melakukan penerbangan ke luar negeri entah melalui Singapura atau Malaysia. Harganya bisa relatif lebih murah ketika harus transit ke Jakarta atau ke Surabaya," tuturnya.


Ia mengatakan adanya Central Java Tourism Business Travel Exchange merupakan upaya untuk menunjukkan wisata Jawa Tengah telah pulih dan bangkit. Hal ini diharapkan bisa membuka kembali rute penerbangan kedua bandara Jenderal Ahmad Yani dan Adi Sumarmo.


"Kegiatan ini untuk sarana promosi di Jawa Tengah bersama pemangku kepentingan,. Hal ini merupakan langkah upaya nyata agar ada kesepakatan dengan vendor seller dan buyer travel agen di seluruh Indonesia," ujarnya.


Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi mengatakan perubahan status dua bandara di Jawa Tengah merupakan kebijakan pemerintah pusat. Perubahan status telah melalui tahapan evaluasi.


"Banyaknya bandara internasional mungkin pendapatannya belum optimal. Jadi yang dilihat tingkat kunjungan tidak hanya pariwisata saja, tapi bisnis, kepentingan pribadi," tuturnya.


Menurutnya, saat ini lebih banyak masyarakat domestik yang ke luar negeri ketimbang wisatawan mancanegara berkunjung ke domestik. Inilah yang menjadi pertimbangan pemerintah pusat.

Baca juga: Liga 3 Nasional Hari Ini: Berbagi Poin, PS Polmas Polewali Tahan Imbang 757 Kepri Jaya FC. Skor 2-2


"Ini menjadi tantangan kami agar bisa menyusun langkah-langkah strategis agar bisa mempunyai daya saing khususnya pariwisata, investasi, dan industri," jelasnya.


Pihaknya bersama pemangku kepentingan akan terus melakukan kajian. Hal ini bertujuan agar dua bandara itu kembali menjadi bandara internasional.


" Bahkan saat akses ditutup kami sudah membuat perencanaan kami sudah membangun link untuk kunjungan internasional ke domestik," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved