Berita Nasional

Pesan Menag Yaqut Terkait Hari Suci Nyepi dan Ramadan Beriringan: Momen Introspeksi dan Menghormati

Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Ramadan yang beriringan diharapkan dapat meningkatkan rasa toleransi umat Hindu dan Islam.

Editor: rika irawati
Kemenag RI
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Rabu (21/2/2024). Menyikapi pelaksanaan Nyepi dan Ramadan yang beriringan, Yaqut meminta umat Hindu dan Islam meningkatkan toleransi dan saling menghormati. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Ramadan yang beriringan diharapkan dapat meningkatkan rasa toleransi umat Hindu dan Islam.

Terutama, terkait pelaksanaan Tawur Agung Kesangan dan Pawai Ogoh-ogoh menyambut Nyepi serta Tarhib Ramadan dan Qiyamul-Lail menyambut Ramadan.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan diperkirakan berlangsung pada momen yang beriringan.

Terkait hal ini, Yaqut meminta Kanwil Kemenag Provinsi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forkopimda dapat mengatur agar kegiatan keduanya bisa tetap berjalan dengan semangat toleransi.

"Saya mengapresiasi langkah Kanwil, FKUB, dan Forkopimda yang telah mengatur pelaksanaan Pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan sehingga keduanya tetap bisa berjalan dengan baik dan tertib dengan semangat toleran," kata Yaqut dalam keterangannya, Minggu (10/3/2024).

Baca juga: Sidang Isbat Kemenag Tetapkan 1 Ramadan 1445 Jatuh Pada 12 Maret 2024, Tarawih Mulai Senin Malam

Yaqut juga berharap, Nyepi dan Ramadan dapat menjadi momen bagi umat Hindu dan Islam melakukan introspeksi.

"Selamat merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Semoga, umat Hindu dapat terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama anak bangsa, dan dengan lingkungan," ujar Yaqut.

"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1445 H bagi umat Islam. Semoga, keistimewaan Ramadan dapat meningkatkan kualitas ketakwaan," sambungnya.

Seperti diketahui, dalam Nyepi, umat Hindu melakukan catur brata Penyepian, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang).

Sementara, umat Islam menjalani ibadah puasa selama Ramadan.

"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan, juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi, keduanya adalah momentum introspeksi," jelas Yaqut.

Baca juga: Umat Hindu Gelar Tawur Agung di Pelataran Candi Cetho Karanganyar, Bersiap Melaksanakan Nyepi

Dalam semangat instrospeksi, kata Yaqut, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan.

Pasalnya, Hari Suci Nyepi meniscayakan keheningan, sementara Ramadan sarat dengan ekspresi syiar (keramaian).

Untuk itu, Yaqut meminta semua pihak saling menghormati perayaan ibadah masing-masing.

"Mari, saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," katanya. (Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Awal Ramadhan dan Nyepi 2024 Berdekatan, Menag Yaqut: Mari Saling Hormati, Momentum Introspeksi".

Baca juga: Pusing Cari Lokasi Derby Jateng, Panpel PSIS Serahkan ke PT LIB jika Tak Dapat Tempat Pertandingan

Baca juga: Puluhan Warga di Gentan Sukoharjo Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Keracunan Makanan Seusai Syukuran

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved