Idulfitri 2024
Pemerintah Diperkirakan Tetapkan Idulfitri 2024 Berlangsung 10 April, Bareng dengan Muhammadiyah
Perayaan Idulfitri 2024 antara pemerintah dengan PP Muhammadiyah diperkirakan sama meski awal Ramadan keduanya dimungkinkan berbeda.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Perayaan Idulfitri 2024 antara pemerintah dengan PP Muhammadiyah diperkirakan sama meski awal Ramadan keduanya dimungkinkan berbeda.
Idulfitri 2024 diperkirakan akan berlangsung pada 10 April 2024.
Perkiraan ini diungkap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berdasarkan perhitungan mereka.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Thomas Djamaludin menjelaskan, perkiraan ini didasari pada hasil pemantauan ketinggian bulan yang dilakukan.
Ketinggian bulan pada 9 April 2024 disebutnya mencapai 6 derajat dengan sudut elongasi 8 derajat di wilayah Indonesia.
Kondisi ini sudah mencapai kriteria yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang menjadi patokan pemerintah Indonesia dalam menetapkan awal Ramadan dan Idulfitri.
"Posisi bulan di wilayah Indoesia sudah cukup tinggi, tingginya sudah 6 derajat, elongasinya sekitar 8 derajat lebih sehingga di wilayah Indonseia itu, secara hitung-hitunganan, sudah memenuhi kriteria MABIMS. Kriteria hitung-hitungan 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat," katanya dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Baca juga: Kemenag Bersiap Pantau Hilal di 16 Titik di Jawa Tengah pada 10 Maret 2024, Ini Lokasinya
Thomas mengatakan, dalam sidang isbat 9 April 2024 nanti, kemungkinan, Hari Raya Idulfitri bisa dipastikan akan diputuskan pada 10 April 2024.
Keputusan ini bisa seragam dengan keputusan PP Muhammadiyah yang telah menetapkan Idulfitri pada hari yang sama.
"Rukyat pada 9 April itu kemungkinan besar akan berhasil (terlihat bulan), akan ada saksi (yang melihat) sehingga pada saat sidang 9 April diputuskan bahwa Idul Fitri pada tanggal 10, itu kalau ditentukan lewat kriteria wujudul hilal oleh salah satu ormas, sehingga nanti, insyaallah Idulfitri bisa seragam tanggal 10 April," tutur dia.
Sedangkan untuk penetapan awal Ramadan, Thomas menjelaskan, akan terjadi perbedaan karena ketinggian bulan pada 10 Maret 2024 waktu magrib tidak memenuhi kriteria MABIMS.
Sehingga, kemungkinan, dalam metode rukyat atau melihat dengan mata tidak akan nampak bulan sehingga bisa diputuskan awal puasa terjadi pada 12 Maret 2024.
Baca juga: Gunakan Metode Hisab Hakiki, PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 2024 Jatuh Pada 11 Maret 2024
Namun, jika dihitung dari sudut munculnya bulan dari ufuk, bulan sudah berada di sudut positif sehingga PP Muhammadiyah yang menerapkan metode wujudul hilal haqiqi atau wujud bulan di atas ufuk, menetapkan awal puasa pada 11 Maret.
Thomas mengatakan, dalam sisi prinsipil, tidak ada perbedaan dari sisi perhitungan bulan.
Hanya saja, perbedaan terjadi karena kriteria penetapan bulan baru yang berbeda dari PP Muhammadiyah dan MABIMS.
Daftar Fasilitas Umum dan Perkantoran yang Rusak Buntut Demo di Purwokerto Banyumas |
![]() |
---|
65 Pelajar di Pekalongan Berniat Gabung Demo di DPRD Setempat, Ajakan Diterima Lewat Media Sosial |
![]() |
---|
Aksi Massa di Brebes Nyaris Merembet ke Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Massa Rusak Pos Polisi di Brexit |
![]() |
---|
Pasca Kericuhan di Brebes, TNI Polri dan Pemkab Brebes Kompak Patroli Skala Besar |
![]() |
---|
AKSI BERSIH-BERSIH Ojol Banyumas Punguti Sampah Sisa Rusuh: Mahasiswa Sudah Mewakili, Kami Jaga Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.