Berita Jateng
Nasib Para Sopir tak Bisa Nyoblos karena Terjebak Banjir di Jalan Pantura Demak
Kemacetan tersebut menyebabkan beberapa kendaraan pribadi ataupun truk tak bisa melintas
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Kemacetan yang terjadi di Jalan Welahan Demak Turut Desa Bangkung Kecamatan Mijen diakibatkan oleh banjir dengan kedalaman sekira 50cm-100cm.
Banjir di Jalan Welahan Demak Turut Desa Bangkung Kecamatan Mijen, diduga berasal dari limpasan banjir Pantura Kecamatan Karanganyar Demak-Kudus.
Bahkan tidak sedikit dari pengendara motor yang harus menuntun motornya karena memaksa lewat jalan banjir tersebut.
Kemacetan tersebut menyebabkan beberapa kendaraan pribadi ataupun truk tak bisa melintas, sehingga terjadi penumpukan kendaraan mencapai sekira sepuluhan kilometer.
Kemacetan yang panjang itu menyebabkan para sopir truk harus rela kehilangan hak pilihnya. Hal itu menjadi keluhan utama para sopir yang terjebak macet.
"Saya sudah kena macet di Demak itu dari Sabtu sore, mau melintas lewat Pantura Demak-Kudus itu tidak bisa terus dialihkan ke sini. Disini juga macet," kata Misdi Sopir Truk yang terjebak macet di Jalan Welahan Mijen Demak, Rabu (14/2/2024).
Rencananya, Misdi berangkat dari Sidoarjo Jawa Timur pada Sabtu (10/2/2024) dan akan kembali ke Bekasi pada hari Senin (12/2/2024) untuk menurunkan muatan sekaligus pulang kerumahnya.
"Belum bisa pulang, seharusnya Senin sore sudah sampai. Ya gimana ya, bagi masyarakat Indonesia ini kurang afdol kalau tidak nyoblos. Ada pemilihan presiden kita tidak bisa milih tentunya kecewa," jelas Misdi.
Kekecewaan tak bisa menggunakan hak pilih juga dirasakan Diono, Sopir Truk Pengangkut Besi dari Surabaya ke Semarang itu harusnya dijadwalkan hari ini bisa menggunakan hak pilihnya.
"Saya sudah ditelfonin sama Istri, Jam 11 harusnya saya nyoblos di Semarang karena rumah saya disitu," ucap Diono.
Diono mengatakan bahwa dirinya diberitahukan bahwa tempat pemungutan suara (TPS) di daerah rumahnya tutup pukul 13.00 WIB.
"Dikasih tahu jam 13.00 WIB itu sudah tutup. Jadinya tidak bisa nyoblos, ini disini sampai jam berapa saya tidak tahu," tutur Diono
Selain itu, dampak dari kemacetan ini membuat para sopir harus keluar biaya operasional lebih banyak ketimbang biasanya.
Lantaran untuk biaya beli solar dan biaya makan atau konsumsi. (Rad)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.