Berita Bisnis

Harga Beras Mahal Tak Hanya Dipicu Panen Telat, Mendag Ungkap Pedagang Enggan Jual Beras Bulog

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, kenaikan harga beras terjadi keterlambatan panen petani dan keengganan pedagang menjual beras Bulog.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Pedagang Pasar Bulu Semarang menanti pembeli, Kamis (6/4/2023). Harga beras yang melonjak tinggi di pasaran terjadi karena stok yang menipis akibat keterlambatan panen dan keengganan pedagang menjual beras Bulog. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, kenaikan harga beras di pasaran terjadi akibat keterlambatan panen petani.

Selain itu, stok yang menipis juga dipicu keenganan pedagang pasar menjual beras pasokan dari Badan Urusan Logistik (Bulog).

Menurut Zulhas, pedagang enggan menjual beras Bulog karena keuntungan yang didapat kecil akibat penerapan harga eceran tertinggi (HET).

Sebagai informasi, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dibanderol Rp10.900 per kilogram (kg) sesuai yang ditetapkan.

"Rupanya, kemarin, di pasar itu, pedagang pasar agak malas jual beras Bulog yang berasnya bagus tapi harganya murah karena disubsidi, karena untungnya sedikit, cuma Rp200," ungkap Zulhas saat ditemui di TPS 179, Cipinang Muara, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Untuk menarik minat pedagang menjual beras Bulog dengan keuntungan lebih besar, Zulhas mengatakan, pemerintah memberikan subsidi.

Baca juga: Harga Beras di Banyumas Melonjak Tak Sesuai HET, Pedagang: Bukan Naik Lagi tapi Ganti Harga

Pedagang diharapkan bisa mendapat keuntungan Rp500 sehingga menarik mereka untuk menjual beras lebih banyak ke masyarakat.

Nantinya, pedagang akan digelontor beras dalam ukuran karung sehingga mereka bisa mengecer dalam kemasan lebih kecil.

Selama ini, beras Bulog dijual dalam kemasan 5 kilogram.

"Kalau dikirim karungan ke pasar-pasar, pasar bisa packing sendiri, dapat upah lagi Rp210. Kita mau untung Rp500, jadi bisa Rp710, menarik gitu."

"Mudah-mudahan, ini pedagang pasar akan tertarik untuk membantu masyarakat yang kesulitan karena harga beras naik, ada beras Bulog yang bagus, harganya murah karena disubsidi," terangnya.

Baca juga: Bikin Pedagang Diprotes Pembeli, Harga Beras di Semarang Naik Lima Kali dalam Waktu Setengah Bulan

Selain menggerojok dengan beras Bulog, pemerintah juga memasok beras di pasaran dengan beras impor.

"Beras itu memang kita lambat kan panennya. Nanamnya lambat, panennya lambat. Tetapi kan kita (pemerintah) sudah isi dengan impor yang banyak," ujarnya.

Meski demikian, pemerintah juga memastikan impor beras ini tidak merugikan petani lokal.

"Sekarang, di petani, harga beras itu kan dibeli Rp11.000-an, gabah itu Rp8.000 jadi tinggi sekali. Nah, untuk mengatasi harga mahal itu, pemerintah, Bulog suplai ke pasar-pasar dari 100.000 sampai 200.000 ton per bulan, sekarang ditingkatin 250.000 ton," ucapnya. (Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penyebab Kelangkaan Beras Menurut Mendag".

Baca juga: Siap-siap, Tiket Kereta Api Angkutan Lebaran 2024 Dijual Mulai 15 Februari 2024

Baca juga: Cukup Bayar Rp50 Ribu, Pelajar Bisa Naik Bangunan Candi Borobudur. Berlaku Setiap Hari Senin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved