Berita Nasional

Bantah Intervensi, Polrestabes Semarang Minta Rektor Bikin Video Berisi Ajakan Pemilu Damai

Polrestabes Semarang membantah ada intimidasi kepada rektor Unika Soegijapranata Semarang terkait maraknya gelombang kritik ke pemerintahan Jokowi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang. Irwan membantah mengintimidasi Rektor Unika Soegijapranata Semarang terkait pembuatan video mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi melainkan ajakan menggelar pemilu damai. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Polrestabes Semarang membantah ada intimidasi kepada rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang terkait maraknya gelombang kritik kepada pemerintah Presiden Joko Widodo.

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengakui, pesan yang dikirim lewat Whatsapp (WA) adalah ajakan melaksanakan pemilu damai.

"Tidak ada sama sekali, sekali lagi saya ulangi bahwa ajakan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, termasuk ada mahasiswa, sivitas akademika, itu mengajak, men-support terciptanya pemilu damai," kata Irwan di Kota Semarang, Selasa (6/2/2024).

Ia mengatakan, penolakan pembuatan video dari Rektor Unika bagian dari pilihan.

"Yang unika itu kan yang kami tangkap itu pilihan. Kami berhadapan dengan orang-orang, dengan intelektual yang bagus. Punya pilihan, narasi-narasi mana yang disampaikan untuk memberikan kesejukan bagi warga kota Semarang," imbuhnya.

Irwan menyebut, tidak ada paksaan dalam pembuatan video tersebut.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Upaya Intervensi ke Rektor Imbas Gelombang Kritik Akademisi ke Presiden Jokowi

Bahkan, sebelum permintaan pembuatan video testimoni, disampaikan bahwa video akan dipublikasikan dengan tujuan agar pesan dari tokoh ini sampai kepada khalayak luas.

Dalam memilih tokoh, kata dia, juga tidak sembarangan. Yakni, tokoh yang dianggap layak memberikan pesan terkait keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Semarang.

"Memang ada beberapa yang menolak tapi banyak yang men-support kegiatan ini," jelasnya.

Sementara, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Satake Bayu mengatakan, dalam rangka menjaga Pemilu 2024, ada kegiatan cooling system.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di antaranya meminta beberapa tokoh baik agama, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang punya kompetensi untuk membantu menciptakan dan menjaga situasi kamtibmas lewat pesan video kamtibmas.

"Sehingga pemilu terselenggara dengan aman, damai dan bermartabat sesuai dengan harapan forum Rektor. Tidak ada arahan untuk mendukung salah satu paslon (presiden dan wakil presiden)," kata Satake.

Diberitakan sebelumnya, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang Ferdinandus Hindarto mengaku menerima pesan WA dan seseorang yang mengaku anggota Polrestabes Semarang.

Dia diminta membuat video berisi mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi dan ajakan untuk memilih penerusnya.

Video itu akan diserahkan kepada Kapolda Jateng.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved