Berita Jateng

Ini Alasan Pilih Mendaki Gunung Ungaran Via Perantunan Daripada Basecamp Mawar

Namun, dibukanya jalur pendakian via Perantunan membuat akses ke Puncak Botak atau puncak tertinggi gunung Ungaran bisa dilalui dalam waktu 3 jam.

Agus Salim/TribunBanyumas.com
Keramaian pengunjung di jalur Basecamp Perantunan pendakian Gunung Ungaran menghabiskan waktu akhir pekan. Pendakian Gunung Ungaran vis Perantunan menjadi satu jalur favorit ke Puncak Batok.  

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pendaki Gunung Ungaran mengungkapkan alasan mendaki via Perantunan daripada Mawar.

Biasanya, pendakian Gunung Ungaran dilakukan melalui Basecamp Mawar yang ada di Sidomukti, Kecamatan Ungaran Barat. 

Namun, dibukanya jalur pendakian via Perantunan membuat akses ke Puncak Botak atau puncak tertinggi gunung Ungaran bisa dilalui dalam waktu 3 jam.

Baca juga: Kebakaran Sempat Melanda Gunung Ungaran Semarang, Melahap Semak Belukar Dekat Gumuk Pereng Putih

Keramaian pengunjung di jalur Basecamp Perantunan pendakian Gunung Ungaran menghabiskan waktu akhir pekan. Pendakian Gunung Ungaran vis Perantunan menjadi satu jalur favorit ke Puncak Batok. 
Keramaian pengunjung di jalur Basecamp Perantunan pendakian Gunung Ungaran menghabiskan waktu akhir pekan. Pendakian Gunung Ungaran vis Perantunan menjadi satu jalur favorit ke Puncak Batok.  (Agus Salim/TribunBanyumas.com)

Hal itu menjadi favorit bagi pendaki.

Ikhsan Kamaluddin misalnya, warga Genuk bersama ketiga temannya ini memilih jalur pendakian via Perantunan lantaran medan yang dilalui lebih landai dibandingkan jalur basecamp Mawar.

"Kalau ke Gunung Ungaran biasanya lewat Mawar, tapi ini lewat Perantunan ternyata lebih asyik.

Jalurnya landai," kata Ikhsan saat ditemui Tribunbanyumas.com.

Baca juga: Masih Nihil, Pencarian Warga yang Hilang di Gunung Ungaran Semarang Dihentikan di Hari Keempat

Hal serupa diakui Nikita dan Zahra, yang mendaki puncak Gunung Ungaran melalui jalur Perantunan.

Dua pelajar siswa SMA asal Kota Semarang itu, mendaki bersama rombongan pada pukul 02.00 WIB pagi.

Menurutnya, akses menuju puncak jalur pendakian via Perantunan lebih mudah dan singkat.

"Suasana di sini seru asyik jalurnya, pengalamannya juga luar biasa.

Meski sempet ada kabut tapi enggak begitu menggangu," ujarnya.

Pilih Puncak atau Camping di Basecamp

Basecamp jalur pendakian Gunung Ungaran via Perantunan selalu ramai pendaki saat memasuki akhir pekan.

Di jalur itu, pengunjung bisa memilih melanjutkan pendakian atau sekedar berkemah ria atau camping.

Basecamp Perantunan menyediakan alternatif tempat camping, bagi pengunjung yang tak ingin melakukan pendakian ke Gunung Ungaran.

Pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam memukau di basecamp Perantunan.

Baca juga: Kakek yang Hilang di Lereng Gunung Ungaran Belum Ditemukan, Sempat Cari Luwak Kopi

Bentang alam yang luas, kepadatan pemukiman di sekitar Ungaran - Ambarawa hingga Objek Wisata Rawa Pening.

Pengunjung juga bisa menjajal rumah liliput untuk tempat bermalam bagi yang enggan mendirikan tenda.

Wisata alam dan jalur pendakian Perantunan dibuka 2018.

Tetapi mulai ramai dan dikenal tahun 2020 dengan jalan menuju basecamp yang sudah mulus.

Hanya saja, terdapat beberapa titik licin menuju basecamp saat hujan tiba.

Anggota basecamp Perantunan, Juwarno mengatakan, jumlah pengunjung mengalami peningkatan saat akhir pekan tiba dengan mayoritas pengunjung dari Kota Semarang.

"Biasanya ramai mulai habis Isya pas malam Minggu.

Sekitar 70-80 persen malah orang Semarang yang ke sini.

Hujan nggak hujan tetep ke sini," kata Juwarno.

Juwarno menyebut, basecamp dengan luas sekitar 2 hektare ini telah berbenah dan memiliki lahan parkir yang luas.

Terdapat juga beberapa Rumah Liliput yang bisa digunakan pengunjung untuk bermalam bagi yang enggan mendirikan tenda.

Baca juga: Penyadap Karet Hilang di Gunung Ungaran Semarang, Tiga Hari Pencarian Belum Membuahkan Hasil

Keramaian pengunjung di jalur Basecamp Perantunan pendakian Gunung Ungaran menghabiskan waktu akhir pekan. Pendakian Gunung Ungaran vis Perantunan menjadi satu jalur favorit ke Puncak Batok. 
Keramaian pengunjung di jalur Basecamp Perantunan pendakian Gunung Ungaran menghabiskan waktu akhir pekan. Pendakian Gunung Ungaran vis Perantunan menjadi satu jalur favorit ke Puncak Batok.  (Agus Salim/TribunBanyumas.com)

"Kalau tahun sebelumnya kita pernah menolak pengunjung karena kekurangan lahan parkir.

Tapi untuk hari ini fasilitas sudah bagus, tempat parkir sudah luas," paparnya.

Namun saat akhir pekan tiba, ia mengimbau kepada pengunjung agar melakukan reservasi terlebih dahulu.

Hal itu sebagai langkah antisipasi adanya lonjakan pengunjung.

"Kalau rombongan pas weekend kalau bisa booking dulu, takutnya nanti tempatnya full.

Seandainya enggak weekend, enggak booking enggak papa," tuturnya.

Kepada pengunjung di basecamp Perantunan, Juwarno berpesan agar mematuhi aturan yang ada.

Termasuk, tidak boleh membuat keramaian ketika waktu telah lewat pukul 00.00 WIB.

"Kalau habis lewat jam 12 malam harus tenang.

Yang ada acara bisa diberhentikan dulu takutnya ganggu yang lain,"

"Soalnya sini kan masih area camp bebas belum ada petakan.

Misal area ini ada acara khusus keluarga, yang ini camp khusus umum gitu jadi enggak keganggu.

Rencana nanti akan dibuat petakan." jelasnya.

Akses ke Lokasi

Akses masuk ke jalur basecamp Perantunan hanya bisa dilalui sepeda motor dengan lebar jalan sekira 2 meter.

Hal itu membuat pengunjung yang membawa mobil tak bisa naik.

Alternatifnya, pengelola wisata menyediakan tukang ojek dari warga sekitar sekaligus membangkitkan potensi ekonomi.

Namun, banyaknya pendaki yang memilih parkir di basecamp Perantunan membuat tukang ojek belum merasakan dampak perubahan ekonomi yang signifikan.

Satu di antara tukang ojek bernama Tumiran (52) mengatakan tak banyak pendaki yang menggunakan jasa tukang ojek.

Diakuinya, ia paling banyak mendapat pelanggan 5 orang dalam sehari.

Tumiran mematok tarif Rp 15 ribu untuk sekali ojek.

"Penghasilan belum tentu mas.

Paling banyak 5 orang, itu naik turun sini.

Mobilnya parkir di bawah,"

"Kadang juga ada yang enggak makai ojek, milih jalan dari bawah.

Tapi biasanya nanti pas turun dari puncak pakai jasa ojek.

Begitu juga sebaliknya." ujar Tumiran.

Lelaki yang sudah 3 tahun menjadi tukang ojek wisata Perantunan itu tetap bersyukur meskipun tak banyak mendapat orderan.

Baginya, tukang ojek merupakan pekerjaan sampingan untuk menghidupi keluarga.

"Kalau saya petani mas.

Ini cuma sampingan, tapi tetap bersyukur.

Pernah juga kemarin ngantar orang sampai ke Ambarawa sampai ke Salatiga juga.

Alhamdulillah," terangnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved