Berita Banjarnegara

Kala Film Lokal Diputar di Bioskop Purwokerto, Kisah Tragedi Sinila Dieng Ikut Ditampilkan

meski memutar film-film lokal Banyumas namun dihelat di bioskop yang biasa memutar film nasional maupun internasional Rajawali Cinema Purwokerto

Editor: khoirul muzaki
Istimewa
Pemutaran film lokal dalam opera rakyat di Purwokerto 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA- Lembaga Cakrawala Cinema Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Telkom Purwokerto, kemarin Selasa (12/12/2023) menggelar kegiatan Pemutaran Film Lokal Opera Rakyat.

Kegiatan tersebut meski memutar film-film lokal Banyumas namun dihelat di bioskop yang biasa memutar film nasional maupun internasional Rajawali Cinema Purwokerto.


Tidak kurang dari 8 film lokal digelar dalam even yang dihadiri ratusan orang ini.
Menurut Direktur Cakrawala Cinema Riri Irma Suryani, kegiatan ini dibuat agar masyarakat lebih teredukasi dengan menonton film lokal.


"Semoga kegiatan ini berdampak pada para pembuat film, semua yang terlibat dalam industri kreatif dapar berkolaborasi sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang lebih baik," ujar Riri.

Baca juga: Lewat Wonosobo saat Libur Nataru? Begini Kondisi Jalannya


Salah satu sutradara film Aziz Arifianto dari Art Film yang filmnya "Mengenang 40 Tahun Tragedi Sinila" ikut diputar mengaku sangat senang dengan even ini. Selain tema lokal yang diangkat, juga ikut mengangkat marwah karya film lokal.


"Pemutaran di bioskop semacam ini salah satu bentuk apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat untuk para pekerja seni film. Hal ini penting, agar semua kalangan bisa menikmati edukasi melalui film.

Meskipun kami sendiri juga terbiasa juga melakukan pemutaran layar tanjleb ke desa-desa. Saya ucapkan terimakasih kepada panitia Opera Rakyat," kata Aziz.


Produser film dari Yayasan Sahabat Muda Indonesia Heni Purwono mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh Jurusan DKV ITT Purwokerto perlu dilanjutkan. Pasalnya, menurutnya media film sangat efektif mengedukasi masyarakat tentang lokalitas.


"Film bertema lokal hampir selalu didasari riset yang kuat. Sebenarnya hampir sama dengan karya ilmiah, hanya disajikan secara visual. Sehingga ini tontonan yang bergizi tinggi bagi masyarakat dan perlu dilanjutkan dan dikembangkan. Karena masyarakat kita masyarakat penonton, suka dengan tontonan. Ini bisa dijadikan sebagai peletarian sekaligus pemajuan kebudayaan," tandas Heni.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved