Berita Jateng

Kiat Sukses Bos Sarung Pohon Korma Tegal, Omset Rp 80 Miliar Setahun dan Ekspor ke 16 Negara

Tetapi kesuksesan itu tidak diraihnya secara instan, melainkan banyak proses yang harus dilalui hingga sukses menjadi pengusaha eksportir. 

Fajar Bahruddin/Tribun Jateng
Owner atau pemilik PT Asaputex Jaya, Jamaludin Al Katiri (kanan) saat menceritakan kisahnya menjadi pengusaha eksportir di acara Festival Ekonomi Syariah di Rita Supermall Tegal, Sabtu (23/9/2023) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL- Jamaludin Al Katiri, pemilik PT Asaputex Jaya atau sarung ternama Indonesia bermerek 'Sarung Pohon Korma' menceritakan kisah suksesnya menjadi pengusaha eksportir.


Pengusaha asal Kota Tegal itu juga membagikan kiat-kiat menjadi pengusaha sukses. 


Hal itu disampaikannya dalam seminar dan talkshow di acara Festival Ekonomi Syariah di Rita Supermall Tegal, Sabtu (23/9/2023).


Abah Jamal, sapaan arabnya mengatakan, produksi Sarung Pohon Korma saat ini sudah tembus ke 16 negara.


Paling laris ke negara-negara di Afrika, seperti Djibouti, Mogadishu, Hargeisa Somalia, dan Etiopia.


Tetapi kesuksesan itu tidak diraihnya secara instan, melainkan banyak proses yang harus dilalui hingga sukses menjadi pengusaha eksportir. 

Baca juga: Sopir Truk Tronton Diperiksa Polisi Usai Tabrak 14 Kendaraan di Simpang Bawen Kabupaten Semarang


"Beberapa penghargaan pernah saya dapatkan, seperti penghargaan sebagai rumah kancing pertama di Tegal dari departemen perindustrian yang diserahkan oleh Presiden Soeharto. 


Pada 2006, saya juga mendapatkan penghargaan eksportir sebagai UKM teladan yang diserahkan oleh Presiden SBY di Istana Kepresidenan," katanya.


Jamal mengatakan, penghargaan penghargaan itu menjadi pemacu untuk terus mengembangkan produk Sarung Pohon Korma. 


Hingga saat ini, ia menjadi satu-satunya pengusaha tekstil yang sedang mengejar sertifikat halal untuk produk sarung.


Ia sendiri mulai fokus kembali di Tegal pada 2016-2017.


Ia melihat banyak UKM di Tegal yang membutuhkan pendampingan untuk pengembangan. 


"Akhirnya pada 2018, mulai banyak central pembuat sarung dari warga di Tegal. Saya bermitra kira-kira dengan 192 mitra, meskipun setelahnya ada pandemi Covid-19, usaha tetap berkah.


Bukan karena beruntung, tapi karena kita dipaksa oleh keadaan agar UKM tetap survive," ungkapnya.


Jamal bersyukur, usaha tekstilnya beserta masyarakat UKM yang menjadi binaannya hingga saat ini terus berkembang. 


Ia sendiri memiliki karyawan sebanyak 16 ribu orang. 

Baca juga: Hari Ini PSCS Kontra Persipa Pati, Coach Charis Yulianto Pastikan Anak Asuhnya Siap Tanding


Kemudian pengrajin sarung tenun ATBM sendiri jumlahnya sudah mencapai 50- 60 ribu orang. 


"Pada 2020, saya ekspor langsung dari Tegal sudah dengan omzet kira-kira Rp 6 miliar, pada 2021 bergerak naik Rp 48 miliar, dan pada 2022 sudah di angka Rp 80 miliar," jelasnya. 


Ajak UKM Kolaborasi 


Pada talkshow tersebut, Abah Jamal mengajak, UKM di Tegal untuk terus tumbuh dan berkembang. 


Ia bahkan siap untuk menjembatani dan siap berkolaborasi bersama. 


Karena selain tekstil, ia pun sudah memasarkan produk kuliner secara ekspor, seperti pilus, teh, kopi dan lain-lain. 


Tetapi ia berpesan agar pelaku UKM tidak memasarkan atau menjual bahan baku karena nilainya mudah ditebak. 


"Saya pernah ada kesalahan dengan memproduksi benang di Bandung, itu sulit sekali bersaing. Sewaktu China off karena Covid-19, kita langsung habis. 

Baca juga: Modifikasi Motor Tak Dilarang, Begini Aturannya Menurut Kasat Lantas Polres Tegal


Padahal nilai tambah itu ada di motif dan barang jadi," katanya.


Jamal mencontohkan, misalkan ada UKM yang menjual produk bawang goreng.


Maka jangan menjual bawang goreng secara borongan, misal langsung sebanyak 1 kilogram. 


Tetapi buatlah kemasan yang bagus, atur berat isinya dan beri harga yang sesuai. 


"Begitu juga dengan sarung, dengan bahan baku yang sama tapi motif berbeda maka harganya bisa meningkat. 


Misal yang biasa dijual Rp 3 juta, tapi yang istimewa bisa sampai Rp 6 juta," ujarnya.


Jamal mengatakan, ia sebentar lagi akan membangun kantor sekretariat kerjasama Afrika- Indonesia di Jalan Gajah Mada, Kota Tegal. 

Baca juga: Isi Pesan Terakhir Ajudan Kapolda Kaltara ke Istri yang Tengah Hamil: Dikirim 20 Menit Sebelum Tewas


Lokasinya tepat berada di depan PT Asaputex Jaya atau hotelnya yang bernama Riez Palace Hotel. 


Ia mempersilahkan bagi pelaku UKM yang ingin berkolaborasi atau sekadar berkonsultasi, bisa langsung datang.


Tidak hanya tekstil, termasuk pelaku UKM kuliner atau kerajinan. 


"Kalau ada produk andalan silahkan datang, saya punya tim untuk pembinaan dan pembuatan kemasan. 


Saya saat ini ingin fokus membantu pengembangan UKM di Tegal. Karena Tegal ini adalah kota kelahiran saya," jelasnya. (fba)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved