Fenomena Langka, Rektor Udinus Semarang Kukuhkan Putranya Sendiri Jadi Profesor Termuda

Menurutnya, saat ini referensi terkait AI yang terbatas.

Dengan referensi yang terbatas, maka perlu jeli dalam melihat referensi.

Permasalahan Stunting saat ini, masih hangat dibicarakan dan baginya selaku akademisi, perlu membantu melalui AI agar masalah stunting cepat selesai.

"AI akan dimanfaatkan untuk menangani permasalahan stunting di Indonesia khususnya di Kota Semarang," tegasnya.

Saat ini, AI telah menjadi fondasi teknologi dalam revolusi industri terutama dalam konteks pelestarian budaya dan alam. 

Dalam konteks pelestarian alam, teknologi computer vision menawarkan janji metode pemantauan keanekaragaman hayati yang lebih efektif.

Berbagai penelitian telah dilakukan oleh Prof. Pulung pada kurun waktu 10 tahun saja, Guru besar yang lahir pada 10 September 1982 itu telah memiliki 45 penulisan artikel dalam jurnal ilmiah.

Baca juga: Kebakaran TPA Jatibarang Belum Padam, Wali Kota Semarang Minta Bantuan Daerah Tetangga dan Bandara

Berbagai penelitian besar di Udinus juga tak lepas dari campur tangan Prof. Pulung, 5 penelitian telah dilakukannya.

Satu di antaranya Robot Gamelan Sekar Nuswantoro. Ia pun juga telah meraih pendanaan sebesar Rp 360 juta dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek).

Total itu ia hasilkan dari berbagai penelitian yang telah dihasilkannya. Bahkan 19 karya tulis dalam bentuk buku telah diterbitkan dari rentang waktu 2020 hingga 2022.

(arh)