Berita Jateng

Awal Mula Dugaan Pelecehan Seksual Santriwati di Karanganyar Terungkap, Berawal dari Curhatan Pacar

Seorang pengasuh pondok pesantren di Karanganyar, Jawa Tengah, ditangkap polisi karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap satrinya.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: mamdukh adi priyanto
UNSPLASH/NADINE SHAABANA
Ilustrasi pelecehan seksual. Seorang pengasuh pondok pesantren di Karanganyar, Jawa Tengah, ditangkap polisi karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap satrinya. Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami 6 santriwati di satu pondok pesantren (ponpes) wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah telah terjadi sejak 1,5 tahun hingga 2 tahun yang lalu. 

Dugaan pelecehan seksual terhadap santriwati di pondok pesantren di Karanganyar terungkap dari curhatan pacar

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karanganyar mengungkap awal mula kasus dugaan pelecehan seksual santriwati terungkap.

Diberitakan sebelumnya, seorang pengasuh pondok pesantren di Karanganyar, Jawa Tengah, ditangkap polisi karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap satrinya.

Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami 6 santriwati di satu pondok pesantren (ponpes) wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah telah terjadi sejak 1,5 tahun hingga 2 tahun yang lalu.

Baca juga: Pemilik Ponpes di Karanganyar Ditangkap Polisi, Dugaan Pelecehan Seksual Santri

Hal ini disampaikan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karanganyar.

Mereka menerima laporan dari Polres Karanganyar adanya kasus tersebut pada Senin (4/9/2023) kemarin.

Usai menerima laporan tersebut, pihak P2TP2A Karanganyar lantas mendatangi Polres Karanganyar untuk melakukan assesment dan pendampingan terhadap para korban.

Ketua Divisi Pendampingan dan Pelaporan Korban P2TP2A Karanganyar, Anastasya Sri Sudaryanti menyampaikan, telah melakukan pendampingan terhadap 6 anak yang berusia antara 15 tahun hingga 18 tahun tersebut.

Kasus tersebut terbongkar setelah seorang korban bercerita kepada pacarnya.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Lawu Karanganyar Berhasil Dipadamkan, Api Melalap Lahan 12 Hektare

"Merasa ingin berontak tapi tidak berani, kemudian kirim surat, bercerita kepada pacarnya.

Pacarnya tidak terima akhirnya cerita ke guru BK," katanya kepada TribunBanyumas.com, Rabu (6/9/2023) sore.

Dia menuturkan, para korban mengalami trauma akibat tindakan yang dilakukan oleh pimpinan pondok yang mereka tinggali selama 2 tahun tersebut.

Terkait bentuk pelecehan yang dialami korban, terangnya, selain dicium juga ada yang hingga berhubungan badan.

Pendampingan Korban

Selanjutnya terkait pendampingan dan penanganan terhadap korban, lanjut Anas sapaan akrabnya, pihak P2TP2A Karanganyar telah berkoordinasi dengan psikolog.

"Saya akan melakukan visit (kunjungan) ke pondok untuk konsultasi pendampingan psikolog," terangnya.

Terpisah Camat Jatipuro, Bambang Sriyanto mengatakan, ponpes tersebut telah lama berdiri dan memiliki puluhan santri.

Berdasarkan keterangan dari keluarga pengasuh ponpes tersebut, lanjutnya, santri yang mondok di tempat tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Mereka selain dari Kabupaten Karanganyar juga ada yang dari luar daerah seperti Kabupaten Wonogiri.

Pihak forkopimcam telah berkunjung ke ponpes tersebut dan memberikan dukungan kepada pihak keluarga pengasuh terutama sang istri yang terpukul atas kejadian tersebut. (*)

Baca juga: Kisah Anak Mantu Gantikan Mertua Jadi Kepala Desa di Karanganyar

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved