Berita Jateng
Jokowi Abaikan Usulan DPRD Jateng soal Pj Gubernur, Tak Ada Nama Nana Sudjana
Presiden Jokowi memutuskan Nana Sudjana menjadi Penjabat atau Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) pengganti Ganjar Pranowo.
Penulis: budi susanto | Editor: mamdukh adi priyanto
Sebelumnya DPRD Jateng Mengusulkan 3 Nama Pj Gubernur ke Presiden Jokowi dan Tak Ada Nama Nana Sudjana
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Presiden Jokowi memutuskan Nana Sudjana menjadi Penjabat atau Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) pengganti Ganjar Pranowo.
Seperti diketahui masa jabatan Ganjar sebagai Gubernur Jateng habis pada September 2023 ini.
Nama Nana Sudjana muncul sesuai dengan rapat Tim Penilaian Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Jokowi dan dihadiri Wakil Presiden Maruf Amin.
Baca juga: PROFIL Nana Sudjana Pj Gubernur Jateng Gantikan Ganjar Pranowo: Dikenal Orang Dekat Jokowi
Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi juga memutuskan nama-nama penjabat gubernur di provinsi lain yang masa periode gubernur habis pada September ini, semisal Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Nama Nana Sudjana santer dikabarkan menjabat sebagai PJ Gubernur Jateng.
Namun demikian, DPRD Jateng masih menunggu surat resmi terkait kepastian nama Pj Gubernur Jateng.
Pasalnya hingga kini DPRD Jateng belum menerima edaran resmi mengenai pengangkatan Nana Sudjana untuk menjadi orang nomor satu di provinsi ini.
"Sampai sekarang belum ada informasi mengenai nama tersebut," kata Ketua DPRD Jateng, Sumanto saat dikonfirmasi TribunBanyumas.com, Jumat (1/9/2023).
Baca juga: HARTA KEKAYAAN Nana Sudjana Pj Gubernur Jateng Pengganti Ganjar Pranowo
Ia juga mengatakan masyarakat tak perlu berspekulasi mengenai nama PJ Gubernur Jateng.
“Jadi tinggal menunggu saja saat Gubernur Jateng purna tugas pada 5 September nanti,” ucapnya.
Sebetulnya, nama Nana Sudjana tidak masuk dalam usulan DPRD Jateng untuk menggantikan Ganjar Pranowo.
Beberapa waktu lalu, DPRD Jateng sudah mengusulkan tiga nama untuk menjadi Pj Gubernur Jateng.
Baca juga: Tinggal Sepekan, Nama Pj Gubernur Jateng Belum Ditentukan Presiden Jokowi: Paling Lambat Pekan Ini
Nama-nama tersebut adalah Hasto Wardoyo yang merupakan Kepala BKKBN, kemudian Kepala Badan Diklat Kejagung RI, Tony Tribagus Spontana dan Sekda Jateng, Sumarno.
Berdasarkan aturan, usulan penjabat gubernur tidak hanya diusulkan DPRD setempat tetapi juga pemerintah pusat atau Kementerian Dalam Negeri juga presiden.
Profil Nana Sudjana
Diketahui Nana Sudjana merupakan seorang Purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal atau polisi dengan pangkat bintang tiga.
Saat aktif di kepolisian, jabatan terakhir Nana Sudjana yakni Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan.
Baca juga: 3 Nama Pj Gubernur Jateng Pengganti Ganjar Diusulkan
Setelah purnawirawan, Nana menjabat sebagai Inspektur Utama Setjen DPR RI.
Diketahui, Nana merupakan sosok yang dekat dengan Jokowi.
Ia pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo ketika Jokowi duduk sebagai Wali Kota Solo.
Nana Sudjana merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988.
Ia satu angkatan dengan mantan Kapolri Jenderal Idham Azis dan mantan Wakapolri Komjen Gatot Edy Pramono.
Selama berkiprah di Polri, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 26 Maret 1965 itu kerap ditempatkan di bidang intelijen.
Lulus dari Akpol, dia ditugaskan di Polresta Yogyakarta selama beberapa tahun. Tahun 2001, dia dipindahtugaskan ke Polres Metro Jakarta Barat.
Setelahnya, Nana sempat menjadi Kapolres Probolinggo (2006), Wakapolwiltabes Surabaya (2008), Analis Utama Tk III Badan Intelijen dan Keamanan atau Baintelkam Polri, lalu Kapolresta Surakarta (2010).
Saat Nana menjabat sebagai Kapolrestabes Surakarta, Joko Widodo atau Jokowi yang kini menjadi Presiden RI masih duduk sebagai Wali Kota Solo.
Selain itu, Nana juga sempat menjabat sebagai Dirintelkam Polda Jawa Tengah (2011), Analis Utama Tk I Baintelkam Polri (2012), Analis Kebijakan Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013), dan Dirintelkam Polda Jawa Timur (2014).
Karier Nana melesat cepat.
Dia ditunjuk sebagai Wakapolda Jambi tahun 2015, lalu Wakapolda Jawa Barat tahun 2016, dan tak lama dirotasi sebagai Direktur Politik Baintelkam Polri.
Tiga tahun setelahnya tepatnya April 2019, Nana diangkat menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tak sampai setahun yakni Januari 2020, dia kembali ditempatkan di Ibu Kota untuk menjabat Kapolda Metro Jaya.
Namun, belum setahun menjabat, Nana dicopot dari jabatan Kapolda Metro Jaya pada 16 November 2020.
Pencopotan itu disebut-sebut karena Nana lalai dalam penegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di wilayah yang ditanganinya.
Nana pun dimutasi menjadi Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kapolri. Saat itu, ia menggantikan Gatot Eddy Pramono yang diangkat menjadi Wakapolri.
Nama Nana sempat digadang-gadang menjadi calon Kapolri pengganti Idham Azis yang pensiun awal Januari 2021.
Namun, pada akhirnya Presiden Jokowi menunjuk Listyo Sigit Prabowo sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Sementara, karier Nana masih terus berlanjut. Februari 2021 dia ditunjuk menjadi Kapolda Sulawesi Utara.
Delapan bulan setelahnya yakni Oktober 2021, Nana dirotasi sebagai Kapolda Sulawesi Selatan.
Ini merupakan jabatan terakhir Nana sebelum diangkat sebagai Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI per 5 April 2023. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.