Berita Semarang

Keren! Kini Semarang Punya Pabrik Pengolahan Sampah Plastik, Hasilnya Diekspor

Semarang kini punya pabrik pengolahan sampah plastik, khususnya boto bekas minuman kemasan, yang hasilnya bisa menjadi komoditas ekspor.

Penulis: faisal affan | Editor: yayan isro roziki
PIXABAY/stux
Ilustrasi sampah plastik bekas botol air minum kemasan yang bisa didaur ulang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kota Semarang kini mempunyai tempat pengelolaan sampah botol plastik yang mampu melakukan daur ulang, dengan kapasitas hingga 800 ton per bulan.

Hasil pengolahan sampah plastik ini bisa menjadi komoditas ekspor.

Tempat pengelolaan sampah botol plastik atau Aggregation Center (AC) ini berada di Jalan Industri 2 Blok A 18 Komplek LIK Kaligawe, Genuk, Kota Semarang

Perusahaan pengelolaan sampah yang dimiliki oleh PT Prevented Ocean Plastic lndonesia (POPI) ini menjadi pusat pengelolaan daur ulang botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate).

POPI mendapatkan pendanaan dari Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (US Agency for International Development/ USAID), sejak pertama kali didirikan.

Kota Semarang menjadi pabrik ketiga setelah buka di Tangerang dan Sukabumi.

Direncanakan pada 2023 ini POPI juga akan membuka tempat daur ulang di Makassar dan tahun depan di Samarinda.

Commercial Director Prevented Ocean Plastic Indonesia (POPI), Daniel Lawrence mengatakan, kehadiran tempat pengelolaan sampah plastik di Kota Semarang ini untuk mendekatkan rantai pasokan sampah itu.

Misi POPI sejak awal memang untuk mencegah banyaknya sampah plastik yang masuk ke lautan, karena tidak terdaur ulang.

"Selama 5 tahun ke depan, POPI menargetkan akan ada 35 AC di seluruh Indonesia."

"Pendekatan POPI ini lebih applicable, sehingga secara bisnis dan pendekatan sosial bisa berjalan beriringan."

"Selama ini bottleneck-nya ada di jauh atau tidak adanya lokasi daur ulang."

"Makanya, sampah botol plastik yang sebenarnya bisa bernilai ekonomi, tidak lagi ada ekonomis harganya," jelas Daniel, dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).

Sampah botol plastik yang telah didaur ulang menjadi serpihan biji plastik.

Komoditas itu selanjutnya akan diekspor ke luar negeri seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan negara lainnya.

"Di (negara) sana, hasil daur ulang ini dimanfaatkan lagi sebagai bahan pembuatan food packaging dan botol minum dengan standar food grade."

"Tahun ini kita target bisa masuk ke pasar Amerika Serikat," ujarnya.

Di lain pihak, Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas, Nur Aisyah Nasution menyebutkan, pabrik daur ulang di Semarang menjadi contoh baik untuk skala nasional.

“Koneksi aggregation center dengan TPS3R atau kolektor sampah ini menjadi tanda daur ulang berjalan."

"Karena koneksi antar sistem dalam manajemen sampah selama ini belum maksimal karena satu atau dua bagian tidak ada atau belum tersedia layanan atau fasilitasnya," tegasnya.

Kehadiran POPI di Semarang diharapkan bisa semakin memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bahayanya limbah plastik bagi lingkungan.

Hal itu juga menjadi bagian dari upaya menuju target ambisius pemerintah mengurangi 90 persen sampah tidak masuk ke TPA pada tahun 2045.

"Pemerintah menargetkan maksimal hanya 10 persen sampah yang masuk ke TPA tahun 2045, sisanya 90 persen bisa masuk ke sistem daur ulang (seperti ini) atau dimanfaatkan untuk energi recovery atau produk lain," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved