Perubahan Iklim
Jasad Pendaki yang Hilang 37 Tahun hingga Tentara Era PD I Ditemukan akibat Gletser Alpen Mencair
Pencairan gletser di Pegunungan Alpen Swiss mengungkap keberadaan sisa-sisa jasad pendaki asal Jerman yang hilang sejak tahun 1986.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Pencairan gletser di Pegunungan Alpen Swiss mengungkap keberadaan sisa-sisa jasad pendaki asal Jerman yang hilang sejak tahun 1986.
Identitas itu terkonfirmasi setelah dilakukan tes DNA atas sisa jasad pendaki yang hilang 37 tahun lalu itu.
Jasad tersebut ditemukan dua pendaki pada 12 Juli 2023, saat mereka hendak mendaki di sepanjang Gletser Thondul di Zermatt, Valais, Swiss selatan.
Dalam penemuan jasad di gletser yang mencair itu, turut ditemukan sepatu hiking dan crampon, serta alat traksi berduri pada sepatu yang kemudian diidentifikasi sebagai milik pendaki Jerman tersebut.
Sisa-sisa jasad yang ditemukan tersebut kemudian dikirim ke unit kedokteran forensik di Rumah Sakit Valais di kota terdekat, Sion.
Setelah itu, dilakukan analisis DNA dan dikonfrimasi bahwa jasad tersebut adalah seorang pendaki berusia 38 tahun yang hilang di gunung tersebut pada 1986.
"Analisis DNA memungkinkan identifikasi seorang pendaki gunung yang hilang sejak 1986," kata polisi dari kantor Valais dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Protes Pemerintah Tak Urus Warga Terdampak Perubahan Iklim, Walhi Jateng Tenggelamkan 10 Pejabat
"Pada bulan September 1986, seorang pendaki Jerman, yang saat itu berusia 38 tahun, dilaporkan hilang setelah tidak kembali dari pendakian," tambahnya.
Kendati demikian, polisi tidak memberikan informasi tambahan tentang identitas pendaki atau keadaan kematiannya.
Namun, polisi menerbitkan gambar situs penemuan yang menunjukkan satu sepatu bot hiking dengan tali merah mencuat dari salju.
Mayat Sejak Perang Dunia Pertama
Setidaknya, ada 300 orang yang hilang saat mendaki Pegunungan Alpen pada beberapa tahun terakhir dan beberapa jasadnya ditemukan saat gletser menyusut akibat krisis iklim.
"Gletser yang surut semakin banyak membawa pendaki gunung yang dilaporkan hilang beberapa dekade yang lalu," kata pernyataan polisi, dilansir dari Live Science.
Selain itu, ini juga bukan pertama kalinya mayat muncul dari kuburan glasial yang telah lama tertimbun di Pegunungan Alpen.
Sembilan tahun lalu, sisa-sisa dua tentara Austria yang tewas selama perang dunia pertama ditemukan di Pegunungan Alpen Italia dekat kota resor ski kecil Peio.
Pada 2017, dua mayat ditemukan di gletser Tsanfleuron di Pegunungan Alpen Barat yang kemungkinan besar sudah ada di sana sejak 1942.
Tahun lalu, para pendaki gunung menemukan puing-puing dan beberapa mayat dari kecelakaan pesawat 1968 di gletser Chessjen di Valais.
Selain mayat manusia, artefak kuno juga muncul dari es yang mencair di seluruh Eropa, termasuk sandal dari Zaman Besi dan sepatu berusia 3.000 tahun.
Baca juga: Pria asal Jenewa Swiss Diklaim Sembuh dari HIV, Sudah Ada Obatnya?
Barang-barang itu ditemukan di bagian es yang mencair di pegunungan di Norwegia.
"Temuan arkeologi dari es adalah lapisan perak kecil dari pemanasan global," kata arkeolog Lars Pilo, yang mengepalai proyek Secrets of the Ice di pegunungan Norwegia tengah.
"Es yang mencair telah mengungkapkan dirinya sebagai lemari es yang sangat besar," tambahnya.
Gletser Penjaga Keamanan Air di Swiss
Sementara itu, masih dari sumber yang sama, gletser sangat penting bagi keamanan air di Swiss.
Hal ini lantaran gletser menyimpan tumpukan salju dalam jumlah besar pada musim dingin yang meleleh ke sungai-sungai selama musim panas dan memasok air bersih bagi masyarakat setempat.
Namun, seiring dengan percepatan perubahan iklim, gletser di Swiss mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Menurut Jaringan Pemantauan Gletser Swiss (GLAMOS), pada 2022, sebanyak 6 persen volume esnya berkurang. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah 37 Tahun Hilang, Jasad Pendaki Ditemukan di Gletser Swiss yang Mencair".
Baca juga: Polisi Tahan Guru Ponpes di Batang setelah Dilaporkan Cabuli Santrinya, Beraksi saat Korban Pingsan
Baca juga: Kerahkan 35 Pompa Air, Operasi Penyelamatan 8 Penambang di Ajibarang Banyumas Belum Berbuah Hasil
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.