Misi Perburuan Amunisi Sisa Perang Dunia II di Perairan Cilacap, Kopaska Hadapi Kendala

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Tim penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melakukan upaya pendeteksian terhadap temuan ribuan amunisi di sekitar perairan Cilacap, Kamis (20/7).

Rencananya penyelaman itu akan berlangsung selama dua hari yakni Kamis (20/7) dan dilanjutkan hari ini Jumat (21/7).

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memastikan keamanan jalur perairan Cilacap.

Terlebih setelah muncul dugaan tenggelamnya kapal perang milik Amerika Serikat saat masa Perang Dunia II tahun 1940an.

Dugaannya kapal tersebut yang telah membawa amunisi seperti yang ditemukan oleh nelayan tradisional asal Cilacap pekan lalu.

Baca juga: Profil Rosan Perkasa Roeslani, yang Baru Dilantik Wamen BUMN: Eks-Pemilik Saham Inter Milan

Letkol Yudo Ponco Direktur Operasi Paskopaska TNI AL mengungkapkan, proses penyelaman dan pendeteksian dihari pertama kemarin dapat dikatakan kurang maksimal.

Lantaran tim penyelam terkendala beberapa hal seperti kondisi air laut yang keruh.

"Visibility nya keruh, jarak pandang pendek sekali sekitar 50 cm itupun sudah dengan bantuan lighting," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (20/7) kemarin.

Dikatakan Ponco selain kondisi air laut yang keruh, arus di bawah laut yang begitu kencang menurutnya turut mempersulit penyelaman.

Tim Kopaska sendiri diketahui sudah melakukan penyelaman dan perekaman di bawah laut hingga kedalamam 22 meter.

Namun rupanya kondisi cuaca yang cerah tidak sejalan dengan kondisi kecepatan arus di bawah laut.

Baca juga: Bos Persis Solo Pertimbangkan Stadion Sriwedari untuk Laga Kontra Arema FC di Liga 1

"Kemudian arusnya kencang, mungkin minggu-minggu ini pas arusnya lagi kencang," kata Ponco.

Komandan Pangkalan TNI AL Cilacap Kolonel Laut Bambang Subeno mengatakan bahwa tim Kopaska akan melanjutkan penyelaman hari ini yang dimulai pukul 07.00 WIB.

Harapannya adalah tim penyelam tidak hanya mendokumentasikan melalui gambar atau video saja.

Namun dapat membawa temuan secara fisik sampai ke daratan untuk selanjutnya diidentifikasi.