Berita Jateng

Penampakan Gamelan Berusia 162 Tahun di Kelenteng Tegal, Bukti Akulturasi Budaya Jawa China

Yayasan Tri Dharma Tegal mementaskan gamelan pusaka berusia ratusan tahun di Halaman Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal,

Ist
Pagelaran Gamelan Pusaka Kyai Naga Mulya di Halaman Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Selasa (11/7/2023) malam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL- Yayasan Tri Dharma Tegal mementaskan gamelan pusaka berusia ratusan tahun di Halaman Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, pada Selasa (11/7/2023) malam.


Namanya adalah Gamelan Kyai Naga Mulya.


Pusaka tersebut kini berusia 162 tahun, dibuat oleh seorang empu dari Purworejo, pada 1861.  


Gamelan ini disebut sebagai gamelan yang memiliki kualitas bagus di Jawa.  


Meski begitu, kelasnya masih di bawah Gamelan Kyai Guntur milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Baca juga: Dramatis! Detik-detik Ibu Hamil Lahirkan Bayi di Pinggir Jalan Tegal saat Tunggu Taksi Online


Pagelaran Gamelan Kyai Naga Mulya sendiri, dilakukan dalam rangka perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun tahun 2574/2023.


Kegiatan juga dihadiri oleh tamu dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 


Rohaniwan, Chen Li Wei mengatakan, Gamelan Kyai Naga Mulya merupakan pusaka milik Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal. 


Gamelan tersebut tidak setiap tahun dipagelarkan, hanya seizin dari dewa rumah Kongco Tek Hay Cin Jin.


Terakhir dipagelarkan enam tahun lalu, pada 2017.


"Untuk perayaan ulang tahun atau Sejit YM Kongco Ceng Gwan Cin Kun tahun ini, kongco berkenan mengeluarkan Gamelan Pusaka Kyai Naga Mulya," katanya. 

Baca juga: Banjir Melanda Korea Selatan, 31 Orang Tewas. Korban Terjebak di Jalan Bawah Tanah Masih Dicari


Chen Li Wei menjelaskan, pagelaran gamelan pusaka tersebut merupakan acara ruwat dengan kearifan lokal. 


Di luar ruwat yang dilakukan dengan tradisi kelenteng atau Taoisme. 


Ada sebanyak 15 gending atau lagu yang secara langsung dipilih oleh Kongco Tek Hay Cin Jin.


"Jadi ini adalah ruwat secara budaya lokal dengan ditampilkannya Gamelan Kyai Naga Mulya.


Harapannya untuk menghilangkan kesialan, halangan, serta untuk memberikan keberkahan bagi umat," ujarnya.

 

Sejarah Gamelan Kyai Naga Mulya 


Rohaniwan, Chen Li Wei mengatakan, Gamelan Kyai Naga Mulya merupakan pusaka yang dimiliki kelenteng, sejak 1861.  

 

Saat itu, warga keturunan Tionghoa di Tegal sangat menyenangi kebudayaan Jawa.  


Gamelan tersebut dipesan kepada seorang empu di Purworejo.  


"Zaman dulu hampir tiap minggu saat ada waktu senggang, pengurus kelenteng selalu menabuh gamelan. Mereka mengadakan pagelaran," jelasnya.

Baca juga: Kisah Napiter Darwin Husain Ikrar Setia NKRI di Lapas Tegal, Kenal Jaringan Teroris di Penjara


Menurut Chen Li Wei, gamelan pusaka tersebut memiliki tiga perpaduan budaya, yaitu Jawa, Tiongkok, dan Belanda.  


Ada ornamen bersifat chinese, berupa naga Tiongkok.  


Lalu ada ukiran mahkota yang identik dengan Belanda.  


"Jadi tidak full Jawa saja, tetapi ada akulturasi dengan kebudayaan Tiongkok dan Belanda," ungkapnya. (fba)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved