Berita Daerah

3 Warga Gunungkidul DIY Meninggal Diduga karena Antraks, Berawal dari Makan Daging Sapi Mati

Tiga warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon (Kecamatan) Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan meninggal dunia karena antraks.

Editor: rika irawati
Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati
ILUSTRASI. Sapi milik peternakan di Desa Kebocoran, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, menjalani pemeriksaan kesehatan, Senin (12/6/2023). Tiga warga di Kelurahan Candirejo, Kapanewon (Kecamatan) Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dilaporkan meninggal dunia karena antraks. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Tiga warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon (Kecamatan) Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dilaporkan meninggal dunia karena antraks.

Hasil penelusuran Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, sebelum meninggal, mereka menyembelih sapi yang sudah meninggal dan kemudian mengonsumsinya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menuturkan, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengonsumsi. Sapinya, kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi, Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Usai Wabah PMK, Ternak Sapi di Salatiga Terancam Terjangkit LSD. Begini Gejalanya

Warga yang meninggal itu dibawa ke RSUP Sardjito pada Sabtu (1/4/2023).

Pihak Dinkes Gunungkidul baru menerima laporan adanya warga meninggal di RSUP Sardjito pada Senin (4/7/2023).

Menerima laporan itu, Dinkes Gunungkidul bersama Satgas One Health dari Kapanewon (Kecamatan) Semanu langsung bergerak melakukan penelusuran.

Dari hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Dewi menyebutkan, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.

"18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," jelas Dewi.

Konfirmasi Ulang

Sementara, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya akan mengonfirmasi ulang kasus Antraks di wilayah tersebut.

Data yang diterima Kemenkes, satu dari tiga orang yang meninggal teridentifikasi suspek dan dua lainnya meninggal dengan gejala antraks.

"Ada tiga yang dilaporkan tapi masih akan dikonfirmasi ulang karena 1 suspek dan 2 dengan gejala antraks," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/7/2023).

Baca juga: 24 Ekor Sapi di Wonosobo Terjangkit LSD di Tahun 2023, Pemkab Giatkan Vaksinasi

Nadia menyampaikan, Kemenkes akan melakukan penyelidikan epidemiologi dari mana kasus bermula.

Dia menjabarkan, penularan Antraks biasanya terjadi karena memakan daging sapi yang terkontaminasi Antraks.

Biasanya, virus Antraks mampu menular ke sapi, ketika hewan tersebut memakan rumput yang tanahnya terdapat virus Antraks.

"Biasanya, virus bisa menular ke sapi saat sapi itu makan rumput pada daerah yang tanahnya ada virus Antraks. Karena virus Antraks sangat kuat di dalam tanah, tidak gampang mati," ucap Nadia.

Oleh karena itu, Nadia mengimbau masyarakat berhati-hati kepada sapi yang sakit dan mati mendadak.

Ia pun mengimbau masyarakat tidak membeli daging sapi dengan harga yang terlampau murah.

Tak bisa dimungkiri, beberapa pihak tetap nekat menjual sapi dengan harga murah karena telah mati lebih dulu.

"Itu yang selalu kami bilang kepada masyarakat, jangan membeli sapi yang biasanya lebih murah. Kami selalu katakan, sapi yang digunakan (dijualbelikan) harus sehat. Jadi, dinas peternakan harus periksa semua gitu," jelas Nadia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga DIY Meninggal Akibat Antraks, Kemenkes Akan Lakukan Penyelidikan Epidemiologi".

Baca juga: Turun Harga! Segini Harga Isi Ulang Tabung Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg

Baca juga: Rapat Pembubaran Panitia Kurban di Purworejo Ricuh, Anggota TNI Kena Jotos Warga

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved