Berita Jateng

Daging Lebih Banyak, Sapi Bali Jadi Primadona untuk Kurban di Solo

Harga sapi rata-rata di Rp 21 juta untuk bobot sekitar 2,60 kuintal sementara paling mahal Rp 26 juta dengan berat hampir 4 kuintal.

Mahfira Putri/Tribun Jateng
Pemelihara saat memberi makan sapi di tempat penjualan hewan kurban Jalan Pemuda, Mojosongo, Kota Surakarta, Selasa (13/6/2023) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SURAKARTA- Sapi peranakan Bali, banyak diminati masyarakat untuk hewan kurban pada Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada Kamis (29/6/2023) mendatang.

Hal ini dikarenakan dagingnya lebih banyak dibandingkan daging jenis sapi lain. Harganya berkisar Rp 20 hingga Rp 26 juta per satu ekor tergantung berat.

Joko Kukuh, pemelihara sapi di tempat penjualan hewan kurban Jalan Pemuda, Mojosongo, Kota Surakarta mengatakan sapi Bali memang menjadi primadona.

"Paling banyak ya sapi Bali, karena dilihat dari dagingnya itu kalau Bali dengan Jawa lebih banyak sapi Bali."

Baca juga: Lokomotif KA Fajar Utama Solo Mogok, Berikut Daftar KA yang Terlambat

"Kalau Bali perbandingannya 60:40, daging 60, tulang 40 tapi kalau sapi Jawa kebalikannya," terang Joko, Selasa (13/6/2023).

Joko melanjutkan untuk harga rata-rata di Rp 21 juta untuk bobot sekitar 2,60 kuintal sementara paling mahal Rp 26 juta dengan berat hampir 4 kuintal.

Meski begitu, Joko mengatakan untuk harga ada yang dibawah Rp 21 juga tergantung berat dari sapi yang akan dibeli.

Di kandang tersebut, setidaknya ada tiga jenis sapi yang dijual. Sapi Bali, sapi Jawa dan sapi Madura. Joko mengatakan sapi-sapi yang masuk kandang telah divaksin.

Sementara itu, untuk makan sapi Joko mengatakan sapi bisa makan 4 kali dalam sehari. Dua kali makan katul pagi dan sore, siang makan tumbuh-tumbuhan dan malam makan jerami.

"Merawatnya kita kasih makan tumbuh-tumbuhan pada siang hari, katul dua kali sehari pagi dan sore, malam makan jerami," imbuhnya.

Baca juga: Wow, Domba di Klaten Ini Miliki Bobot 120 Kg. Cocok untuk Hewan Kurban

Meski sapi Bali menjadi primadona, Joko mengatakan beberapa sapi Bali ada yang stres saat tiba di kandang. Hal ini karena suhu yang sangat berbeda.

"Kalau di Bali itu sapi ini ditempat yang dingin, waktu kesini ya ada yang stres. Pilek, panas tinggi, ada yang mencret juga tapi tidak ada virus yang bahaya," katanya.

Meski begitu, Joko mengatakan pemilik kandang selalu memanggil dokter hewan jika ada yang sakit dan langsung diobati.

"Sejauh ini kalau sakit tetap ada, tapi disini stand by dokter, kalau ada yang sakit dokter langsung kesini. Tidak ada sakit yang membahayakan," imbuhnya.

Baca juga: Sapi-Sapi di Kedungbanteng Banyumas Diperiksa Kesehatannya Jelang Idul Adha, Ini Hasilnya

Meski jadi primadona, Daryanto pembeli dari Jaten, Kabupaten Sragen Karanganyar memilih membeli sapi jenis Madura. Ia membeli 9 ekor sapi untuk warga MTA di sekitarnya.

"Beberapa tahun terakhir memang selalu pesan disini, kami membeli sembilan sapi. Semua sudah masuk kriteria untuk hewan kurban, tadi dapat di harga Rp 19,5 juta," katanya. (uti)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved