Berita Jateng
Proyek Pembangunan Gedung 10 Lantai FEB Unnes Bikin Mahasiswa Kelilipan Debu hingga Kecelakaan
Selain suara deru alat berat pengeruk tanah, debu dari guguran tanah yang dikeruk dan diangkut truk membuatnya sakit mata.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Topan, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyampaikan keluhannya atas proses pembangunan yang tengah berlangsung di kampusnya.
Selain suara deru alat berat pengeruk tanah, debu dari guguran tanah yang dikeruk dan diangkut truk membuatnya sakit mata.
"Ini beneran sakit mata, karena bukan cuma kena debu, tapi kayak disiram pasir ke muka, perih banget di mata," akunya pada Tribun Jateng, Rabu (7/6/2023).
Permasalahan ini dikeluhkan beberapa pekan oleh mahasiswa lain di kampus sisi timur, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Fakultas Teknik (FT).
Baca juga: Tharisa Mahasiswi Unnes Peraih Emas di SEA Games Ingin Jadi PNS
Mereka bahkan sempat berseloroh di Twitter melalui akun @unnesmenfess bahwa Unnes merupakan akronim Universitas Negeri Sahara karena situasi jalanan yang berpasir.
Jalan yang berpasir ini juga mengakibatkan para pengguna tidak fokus berkendara karena kelilipan debu dan pasir, hingga mengakibatkan kecelakaan.
"Beberapa kali terjadi kecelakaan, baik kecelakaan tunggal maupun kecelakaan sesama pengendara," ungkapnya.
Ia mengakui memang sejumlah mahasiswa tidak mengenakan helm saat berkendara ke kampus, namun beberapa mahasiswa yang mengenakan helm pun mengaku tetap kelilipan.
Maka dari itu ia meminta kebijakan dari pihak kampus untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dikeluhkan mahasiswa.
Baca juga: Mahasiswi UNNES Persembahkan Medali Emas ke-33 untuk Indonesia di SEA Games 2023
Terpisah, Dekan FEB Unnes, Dr. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., menyatakan bahwa proyek tersebut akan rampung pada November 2023.
Ia akui adanya dampak dari proses pembangunan yakni suara bising alat berat dan pasir dan debu dari aktivitas penggalian lokasi pembangunan.
"Memang proses pembangunan yang kita sudah juga koordinasikan dengan para pengembangnya agar tetap menjaga keamanan dan kebersihan juga sehingga secara tanah yang di aspal gitu untuk sering dibersihkan, kemarin kita cek sore-sore sudah ada tangki air yang membersihkan," terangnya.
Meskipun proses ini dirasa mengganggu kenyamanan banyak pihak, bahkan hingga menimbulkan insiden, ia menyatakan proses pembangunan ini tidak berjalan selamanya.
Proses ini hanya berlangsung selama pemindahan tanah dalam tempo satu bulan ini.
Baca juga: Bus Trans Semarang Rute Undip - Unnes Berubah Jadi Mikro? Begini Penjelasannya
Adapun pembangunan ini diperuntukkan guna gedung perkuliahan 10 lantai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.