Penggrebekan Pabrik Ekstasi
PENGUNGKAPAN Pabrik Ekstasi di Semarang dan Tangerang Berawal dari Pengiriman Mesin Produksi
Pabrik ekstasi jaringan internasional digrebek di dua lokasi, yakni di Tangerang dan Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: mamdukh adi priyanto
Hanya warga sekitar yang melihat kondisi rumah tersebut yang rencana akan dilakukan konferensi pers oleh kepolisian siang ini.
Sebelumnya, rumah tersebut digrebek oleh polisi pada Kamis 1 Juni pukul 18.30 WIB.
Menurut warga, mereka sudah curiga terhadap penghuni rumah itu yang telah tinggal selama seminggu.
Kecurigaan warga bermula saat salah satu penghuni rumah sakau lalu meminta azan di Masjid sekitar.
Ketua RW 8, Palebon, Susilo mengatakan, seorang penghuni rumah tersebut pergi ke masjid.
Pria penghuni rumah tersebut diduga sakau lantaran bertingkah aneh. Tak hanya itu, ia meminta pula ingin adzan.
"Kami bingung loh itu siapa. Soalnya tidak ada yang kenal. Ternyata warga baru," jelasnya.
Penghuni di rumah produksi narkotika itu tidak pernah berinteraksi dengan warga.
Pintu rumah juga selalu ditutup rapat dan penghuni jarang menampakan diri.
"Pernah sekali keluar ngambil makanan dari ojek online tapi waktu cuek mau disapa sudah masuk duluan," bebernya.
Bahkan, warga seringkali mendengar suara aneh dari dalam rumah.
Dijelaskan Susilo, suara itu diduga mesin pembuat narkotika.
"Mereka belum ada laporan ke RT maupun RW, baru seminggu. Awalnya rumah itu dijual tapi sekarang dikontrakan," katanya.
Ia menambahkan, polisi tampak mengamankan dua orang pelaku saat penangkapan.
Keduanya ditangkap di rumah tersebut dan masjid sekitar lokasi.
"Dari informasi yang saya terima pelaku dua orang. Ditangkap di masjid dan di rumah," ucapnya.
Rencananya, Bareskrim Polri dan BNNP Jateng akan terjun ke lokasi untuk konferensi pers.
Kasus penggrebekan tersebut merupakan pengembangan polisi yang disinyalir jaringan internasional. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.