Berita Banyumas
Kisah Sukses Pengusaha Produk Rajutan di Banyumas, Langganan Buruh Migran di Hongkong
Ditangan Rusmi Yati warga Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden ini aneka rajutan dibuat begitu menarik.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Ditangan Rusmi Yati warga Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden ini aneka rajutan dibuat begitu menarik.
Rajutan biasanya identik dibuat produk hiasan atau lembaran saja.
Tapi Rusmi Yati menerapkan rajutan pada aneka produk seperti sepatu, payung, tas, dompet dan aksesoris lainnya.
Usaha rajutan itu bermula pada 2018 ketika itu ia masih bekerja di Tangerang sebagai admin di sebuah yayasan.
Karena ketrampilannya dalam membuat rajutan kemudian dia punya ide buka usaha rajutan sendiri.
Karena hobinya itu, rajutan yang dibuat dia upload dan ditawarkan melalui facebook.
Ternyata direspon baik para netizen dan mulai banyak pesanan dan kewalahan.
Ia akhirnya memutuskan pulang ke Purwokerto dan mulai lagi mengasah skill belajar merajut di Purwokerto sekaligus memulai usahanya.
Dia juga mulai banyak mengikuti event bazar dan kegiatan UMKM.
Dalam sebulan dia bisa membuat kurang lebih 20 pieces aneka jenis rajutan tergantung pesanan.
Aneka kerajinan rajutan yang dia buat diantaranya bros kecil seharga Rp5.000, dompet koin Rp20 ribu, tas rajut Rp150 ribu sampai Rp300 ribu.
Yang paling mahal adalah kerajinan rajut hiasan payung seharga Rp1 juta dengan ukuran 80 centimeter.
Sementara payung kecil dihargai Rp200 ribu.
Dalam membuat payung rajut membutuhkan waktu kurang lebih butuh waktu 2 minggu.
Rusmi Yati juga memanfaatkan sepatu yang sudah rusak menjadi terlihat baru lagi karena dicover dengan rajutan.
"Kita sudah mengikuti berbagai pameran dan bazar nasional ataupun lokal.
Terkait penghasilan dalam sebulan pernah Rp3 juta sampai Rp5 juta," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (18/5/2023).
Ia beberapa kali ikuti Festival Payung Rajut pada 2020 dan 2021 dan Festival Payung diikuti perajut seluruh Indonesia.
Termasuk terakhir kemarin mengikuti bursa KUKM di Gor Satria Purwokerto.
Hasil karya rajutannya sudah dipajang di beberapa swalayan di Purwokerto.
Dikirim juga hingga ke Jakarta, Manado, Papua dan dibeli kawannya yang kerja di luar negeri sebagai TKW di Hongkong, dan Taiwan.
Dia juga memasang penjualan di toko online. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.