Berita Kudus

IAIN Kudus Bakal Berubah Jadi UIN Sunan Kudus, Menag Yaqut Janji Tahun Ini Terwujud

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus beralih status sebagai Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RIFQI GOZALI
Menteri Agama Yaqut Choli Qoumas memberi pidato saat berkunjung ke IAIN Kudus, Kamis (11/5/2023). Yaqut berjanji membantu percepatan transformasi IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus bisa terwujud tahun ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus beralih status sebagai Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus, tahun ini.

Yaqut siap membantu secara pribadi proses transformasi tersebut agar berlangsung lancar.

"Transformasi IAIN ke UIN Kudus, harapannya tahun ini selesai karena prosesnya tinggal satu langkah saja."

"Jadi, keluar pengesahan dari Kemenpan-RB lalu artinya tidak butuh waktu lama seluruh persyaratan juga sudah."

"Ini tinggal menunggu waktu saja, tahun ini mudah-mudahan," kata Yaqut saat berkunjung ke IAIN Kudus, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Top! Anak Petani asal Blora Jadi Wisudawati Terbaik IAIN Kudus, Ingin Jadi Politisi Muda

Dalam proses transformasi IAIN ke UIN, Yaqut meminta rektor IAIN Kudus agar mengawal proses tersebut.

Jika memang ada kendala maka diminta segera mengomunikasikan ke Kemenag.

"Tugas Pak Rektor, kalau ada hambatan, sampaikan ke saya, kalau saya perlu, bisa turun tangan," kata Yaqut.

Peralihan IAIN menjadi UIN Sunan Kudus ini juga akan diupayakan sebelum jabatannya sebagai Menteri Agama era Presiden Joko Widodo berakhir.

Hal itu dinilai sebagai bagian dari bentuk legasi selama dia menjabat sebagai menteri.

Baca juga: Djarum Foundation Lirik Pembinaan Sepak Bola Putri, Gandeng Lebih dari 30 SD di Kudus

Yaqut juga menekankan kepada rektor IAIN Kudus agar ke depan menyiapkan program studi yang sifatnya digital sebagai bentuk persiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan.

Sebab, menurutnya, percuma jika hanya mencetak mahasiswa pintar tanpa mengetahui seluk beluk digital atau teknologi.

"Kesalahan besar dalam mendidik anak kita hanya berorientasi pada kepintaran. Orang pintar tidak akan bisa mengalahkan mesin."

"Namun, sepintar-pintarnya mesin tidak punya hati. Pemenang sejarah masa depan yang punya hati tidak hanya pintar saja," kata Yaqut. (*)

Baca juga: 28 Siswa dan Guru SD/SMP IT Lukmanul Hakim Tegal Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Keracunan Soto

Baca juga: Puting Beliung Sapu Atap SDN Muktiharjo 01 Pati saat Siswa Belajar: Alhamduillah, Tidak Ada Korban

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved