Berita Jateng

Sudah Makan Korban Jiwa, Ternyata Tak Ada Alat Pantau Gas Beracun di Oro-oro Kesongo

Seorang warga Desa Gabusan Blora tewas diduga menghirup gas beracun Oro Oro Kesongo. Ternyata belum ada alat pemantau gas beracun.

Editor: khoirul muzaki
Mustakim
Kawah atau oro-oro Kesongo saat kembali meletus di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA-Peristiwa meletusnya oro-oro Kesongo di Dukuh Sucen Desa Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora telah merenggut 1 nyawa orang.

Diduga akibat menghirup gas beracun letupan lumpur atau kurdo.

Kepala Seksi Geologi Mineral dan Batubara Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Hadi Susanto mengatakan ketika terjadi erupsi harus ada langkah tindakan antisipasi.

"Kalau upaya mitigasi yang dilakukan harus berasa di jarak aman dari titik pusat letusan," ucap Hadi Susanto, Kamis (13/4/2023).

Dikatakannya, letusan kawah Kesongo, biasanya gas yang ada berjenis Hidrogen sulfida (H₂S).

Jenis gas ini tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan banyak warga mengatakan gas tersebut berbau seperti telur busuk.

"Biasanya H2S, cuma kalau belum dilakukan pengukuran belum bisa memastikan jenis gas," jelas Hadi Susanto.

Hingga kini, di kawasan Kesongo tidak ada alat pemantau gas beracun.

Untuk itu biasa melihat gas yang mengikuti arah angin.

"Sebenarnya untuk gas beracun juga tergantung udara bebas yang lainnya yang dapat meminimalisir atau menurunkan kadar gas beracun tersebut," terang Hadi Susanto.

"Selain itu juga ada faktor arah angin, di mana gas beracun tersebut akan memberi dampak pada lokasi dengan arah angin yang menuju ke lokasi tersebut," tambah Hadi Susanto.

Pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi agar selalu menjaga keselamatan.

Beraktivitas pada jarak aman dari titik pusat Kesongo.

Sebelum kejadian kedua korban hendak membuka pintu kandang kerbau disekitar lokasi bersamaan dengan keluarnya gas beracun dari oro – oro kesongo.

Oro-oro kesongo meletus dengan ketinggian sekitar 30 meter.

Letusan terjadi mulai petang menjelang waktu berbuka puasa. Terdapat 12 kali letusan susulan.

Petugas di lokasi untuk melakukan sterilisasi agar jangan sampai terjadi korban jiwa lagi.

Petugas mengimbau warga agar jangan mendekat ke lokasi sebab sewaktu-waktu gas beracun bisa muncul. (kim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved