Berita Banyumas

Masjid Baitussalam Saka Tunggal Banyumas, Sudah Ada Sejak 1288, Dibangun Jauh Sebelum Era Wali Songo

Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena hanya mempunyai saka tunggal (satu tiang penyangga). Tiang penyangga utama berada di tengah bangunan utama.

Permata Putra Sejati/TribunBanyumas.com
Seorang pengunjung tengah mengagumi struktur bangunan Masjid Saka Tunggal, Wangon, Banyumas. Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena hanya mempunyai saka tunggal (satu tiang penyangga). Tiang penyangga utama berada di tengah bangunan utama masjid. Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus. 

Mbah Mustolih

Sejarah Masjid Saka tunggal senantiasa terkait dengan Tokoh penyebar Islam di Cikakak, bernama Mbah Mustolih yang hidup dalam Kesultanan Mataram Kuno.

Tidak heran bila unsur Kejawen masih melekat.

Baca juga: Wisuda Diantar Sang Ayah Naik Becak, Ema Raih IPK 3,46 di UMP Banyumas

Dalam syiar Islam yang dilakukan, Mbah Mustolih menjadikan Cikakak sebagai tempat ditandai pembangunan masjid dengan tiang tunggal tersebut.

Beliau dimakamkan tak jauh dari Masjid Saka Tunggal.

Serangkaian tradisi masih sering dilaksakan di Masjid Saka Tunggal.

Seperti Zikir dan melantunkan kidung jawa.

Baca juga: Perjuangan Tukang Sol di Purwokerto Banyumas Naik Haji, Banting Tulang Kumpulkan Uang 15 Tahun

Misalnya, selama menunggu waktu salat Jumat, para jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan berselawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa.

Sampai saat ini, Masjid Saka Tunggal tidak menggunakan pengeras suara.

Meski demikian suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.

Salah satu keunikan Saka Tunggal adalah empat helai sayap dari kayu di tengah saka.

Juru Kunci Masjid Saka Tunggal, Sulam (50) mengatakan empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan 'papat kiblat lima pancer', atau empat mata angin dan satu pusat.

Baca juga: HUT Banyumas 452 Tahun Usung Slogan Tatag Teteg Tutug, Apa Maknanya?

Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin, air, dan bumi.

"Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus.

Jangan bengkok, jangan nakal, jangan berbohong.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved