Ganjar Pranowo

Orang Rimba dari Jambi Berbagi Kisah di Depan Para Siswa SMKN Jawa Tengah di Semarang

SMK Negeri Jawa Tengah kampus Semarang menggelar acara nonton bareng film "Pulang Rimba", Rabu (15/2/2023).

|
Editor: Pujiono JS
IST
Pemuda dari keluarga Orang Rimba alias Suku Anak Dalam di Jambi berbagi kisah di depan ratusan siswa SMK Negeri Jateng di Semarang, Jl. Brotojoyo nomor 1, Kelurahan Plombokan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang pada Rabu (15/2/2023) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - SMK Negeri Jawa Tengah kampus Semarang menggelar acara nonton bareng film "Pulang Rimba", Rabu (15/2/2023).

Pemutaran film dokumenter yang diproduksi oleh Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) ini juga menghadirkan langsung aktor utama dalam film yakni Mt Pauzan.

Film dokumenter berdurasi sekitar 15 menit itu mengangkat isu tentang pentingnya pendidikan.

Anak dalam 1
Pemuda dari keluarga Orang Rimba alias Suku Anak Dalam di Jambi berbagi kisah di depan ratusan siswa SMK Negeri Jateng di Semarang, Jl. Brotojoyo nomor 1, Kelurahan Plombokan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang pada Rabu (15/2/2023)

Hal itu digambarkan dari kisah Mt Pauzan, seorang anak dari keluarga Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Jambi yang nekat merantau demi mendapatkan pendidikan.

“Jadi ada anggapan dari orangtua (Orang Rimba) kalau sekolah itu artinya meninggalkan orangtua, karena pergi jauh merantau. Jadi takut nanti gara-gara pendidikan nanti nggak pulang-pulang (tidak kembali ke komunitas Suku Anak Dalam),” ungkap Pauzan.

Pauzan tinggal di Desa Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Untuk mencapai desanya, harus ditempuh selama sekitar tujuh jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Jambi, ditambah dua jam perjalanan menggunakan sepeda motor.

Di desanya, rata-rata anak seusia Pauzan, sudah menikah dan mempunyai anak.

Misalnya, adik kandung Pauzan bernama Asropi (18) yang sudah menikah dan sudah mempunyai satu anak.

Pauzan menceritakan, mayoritas pemuda di desanya bekerja di hutan atau di kebun.

Anggota Suku Anak Dalam memiliki tradisi Melangun, yakni berpindah dari satu hutan ke hutan lain untuk mencari sumber penghidupan, entah itu dari tumbuh-tumbuhan atau berburu hewan liar.

“Tapi sekarang sudah tidak terlalu banyak, karena hutan juga sudah mulai habis, jadi mau berpindah ke mana?,” lanjutnya.

Berangkat dari berbagai dinamika yang terjadi di keluarga Orang Rimba itu, Pauzan akhirnya memutuskan untuk bersekolah hingga perguruan tinggi.

Meskipun sempat hampir tiga tahun berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 3 SMP, dia melanjutkannya hingga lulus dari SMP 23 Merangin.

Pauzan kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Perkebunan MM 52 Yogyakarta.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved