Berita Nasional
Erick Thohir Pernah Jabat Ketua Panitia Asian Games 2018, Pengamat Politik: Modal Jadi Cawapres
Pengamat politik katakana Erick Thohir miliki bekal untuk menjadi cawapres 2024 berkat jabatannya sebagai Ketua Panitia Asian Games 2018.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
"Anies sudah ke mana-mana, sudah melonjak persennya ya dibanding Prabowo Subianto," ujar Ray.
Sebagai informasi, selain Ray, narasumber lain yang dihadirkan adalah Dekan FISIP Universitas Indonesia Prof Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Heri Herdiawanto, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dan putri proklamator Mohammad Hatta, Prof Meutia Farida Hatta.
Acara dipandu oleh Paramitha Soemantri. Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network sekaligus Pemimpin Redaksi Warta Kota Network Domu D Ambarita berperan sebagai moderator.
Prof Semiarto Aji Purwanto meyakini bahwa isu identitas masih relevan digunakan menjelang Pemilu 2024.
"Masih relevan masalah politik identitas. Identitas suku bangsa, agama, daerah asal, efektif sekali dimainkan. Walaupun demikian, zaman sekarang banyak masyarakat modern yang lebih mementingkan keterampilan dan keahlian," ucap Aji.
Prof Meutia Farida Hatta mengaku bahwa sang ayah, Bung Hatta, sudah terbiasa dengan kemajemukan bangsa Indonesia.
"Ayah saya, Bung Hatta, bersumpah tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Soekarno kemudian menjodohkan Bung Hatta sebelum memproklamasikan kemerdekaan. Masa wakil presiden tak mempunyai istri," ungkap Meutia.
Setelah menikah pun, imbuh dia, Bung Hatta banyak bertemu orang-orang penting yang berasal dari suku dan agama yang berbeda-beda.
“Jadi ayah, sangat terbiasa Indonesia Raya (majemuk) sekali,” kata Meutia.
Meutia mengaku bahwa dirinya terus memikirkan masa depan Indonesia. Ia tidak ingin generasi muda terlena dengan kemajuan zaman.
Oleh karenanya, ia ingin tokoh politik yang digadang-gadang menjadi capres dan cawapres untuk selalu mawas diri. Sebab, jika ingin menjadi pejabat, tokoh politik harus mafhum Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila.
"Kami melihat Pancasila itu adalah nilai budaya, kebudayaan nasional yang digunakan orang Indonesia, warga negara untuk berinteraksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Meutia.
Di samping itu, Meutia juga menyebutkan tentang warisan yang diberikan Bung Hatta kepada anak-anaknya.
"Warisannya adalah orang Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri. (Bung Hatta) juga berpesan untuk menghormati dan memikirkan rakyat kecil. Sebab, tanpa rakyat kecil, sebuah bangsa tidak akan berarti.
"Satu contoh yang diberikan Bung Hatta adalah jangan menawar saat membeli buah di tukang buah di pasar tradisional. Sebab, hal itu tidaklah manusiawi. Sedangkan saat membeli pakaian mahal di mal, biarpun harganya Rp 1 juta, tidak ditawar," paparnya. (***)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Potret-Menteri-BUMN-Erick-Thohir.jpg)