Investasi Saham

Harga Saham GOTO Terus Anjlok. Diborong Singapura, Bikin Waswas Mitra Driver dan Investor

Pemerintah Singapura melakukan aksi borong saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mengalami penurunan harga dalam 13 hari ini.

Editor: rika irawati
KONTAN/DOK GOTO
ILUSTRASI. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai melantai di pasar saham bursa efek dengan kode GOTO. Hingga Rabu (7/12/2022), harga saham GOTO terus anjlok hingga 65 persen dari harga penawaran perdana. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Pemerintah Singapura melakukan aksi borong saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mengalami penurunan harga dalam 13 hari ini.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (7/12/2022), saham GOTO masih mengalami tekanan hingga kembali menyentuh level batas bawah atau auto reject bawah (ARB).

Pada pembukaan perdagangan, saham GOTO langsung terjun ke level bawah, merosot 6,96 persen ke level Rp107 per saham.

Angka tersebut semakin menjauh dari harga saat penawaran umum perdana (intial publik offering/IPO) pada April 2022, senilai Rp338 per saham.

Berdasarkan data RTI, sekitar pukul 09.13 WIB, saham GOTO ditransaksikan sebanyak 93,43 juta saham dengan nilai transaksi sekitar Rp9,98 miliar.

Baca juga: GOTO Bersiap IPO. Berencana Lepas 52 Miliar Saham, Dijual Rp 316–Rp 346 per Lembar

Baca juga: Dampak Pandemi, Gojek PHK 430 Karyawan, Lalu Bagaimana Nasib Ojol dan Mitra Lainnya?

Anjloknya harga saham GOTO hari ini menambah panjang catatan merah pergerakan saham GOTO.

Sebab, penurunan harga sudah dimulai sejak 21 November 2022 atau sudah 13 hari perdagangan saham GOTO berada di zona merah.

Sementara, harga saham GOTO mulai anjlok hingga ke level ARB, dimulai sejak 28 November 2022, di mana saat itu, turun 6,49 persen di level Rp173 per saham.

Singapura Menadah

Mengutip dari Kontan, penurunan harga saham GOTO menjadi peluang untuk mulai mengoleksinya. Ini pula yang tengah dilakukan pemerintah Singapura.

Saat harga saham GOTO melorot akibat dilanda aksi jual, pemerintah Singapura menadah saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

Jumlah saham GOTO yang diborong Pemerintah Singapura juga tidak sedikit. Per 2 Desember 2022, Pemerintah Singapura telah menguasai 68.710.744.883 miliar saham atau setara 5,80 persen.

Kepemilikan Pemerintah Singapura atas saham GOTO ini merujuk pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 2 Desember 2022.

Telkomset Sebut Hal Wajar

Menanggapi harga saham GOTO yang semakin tertekan, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tak terlalu kaget.

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan, fluktuasi nilai saham merupakan hal yang wajar.

Menurutnya, investasi yang dilakukan Telkomsel ke GOTO merupakan investasi yang difokuskan dalam jangka panjang.

"Bersamaan dengan GOTO yang kini telah menjadi perusahaan publik melalui IPO beberapa waktu lalu maka pergerakan nilai saham yang fluktuatif menjadi hal yang wajar," ucap Saki dalam keterangan yang diperoleh Tribunnews, Selasa (6/12/2022).

"Di mana, (pergerakan saham GOTO) akan mengikuti perkembangan pasar sehingga dampaknya bisa saja berjalan dalam jangka pendek dan tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi GoTo dalam pengembangan bisnis, khususnya di sektor digital secara jangka panjang," sambungnya.

Diketahui, investasi Telkomsel ke Gojek dimulai sejak 2020.

Pada tahun 2021, Telkomsel kembali menyuntik modal senilai 450 juta dolar AS atau setara Rp 6,3 triliun.

Awalnya, suntikan modal terjadi pada November 2020 senilai 150 juta dolar AS, dan pada 2021, sebesar 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun.

Driver Gojek Khawatir

Penurunan harga saham GOTO justru membuat khawatir mitra pengemudi Gojek karena takut biaya aplikasi akan dipotong lebih besar.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, penurunan harga saham itu diprediksi akan berdampak pada biaya potongan aplikasi bagi driver Gojek.

Menurutnya, saat ini, Gojek telah menerapkan biaya aplikasi sebesar 20 persen.

Baca juga: Purwokerto dan Cilacap Alami Inflasi di November, Dipicu Kenaikan Harga Telur Ayam dan Rokok Kretek

Baca juga: Dubes RI untuk Perancis Temui Ganjar, Bahas Peluang Ekspor Produk UMKM & Potensi Investasi di Jateng

Angka itu dinilai tak sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022, tentang perhitungan biaya jasa penggunaan sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan aplikasi atau ojek online, sebesar 15 persen.

"Yang sekarang terjadi, biaya potong aplikasi ini ada yang lebih sampai 20 persen sampai 30 persen. Tujuannya, mungkin untuk memperbaiki dari nilai saham."

"Itu bisa terjadi di situ (naik 30 persen), ini prediksi kami dari asosiasi," kata Igun Wicaksono saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).

Igun mengatakan, pihaknya tengah memperjuangkan biaya potongan aplikasi Gojek agar sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 tahun 2022.

Menurut Igun, biaya potongan aplikasi ini berdampak pada kesejahteraan driver Gojek.

"Sampai 30 persen (biaya potongan aplikasi) itu yang kami tentang terus. Jadi, permintaan kami, potongan biaya aplikasi itu maksimal hanya 10 persen. Sampai detik ini, masih belum disetujui atau belum direvisi oleh Kemenhub," jelasnya.

Tata Kelola Tak Baik

Pengusaha Peter F Gontha menilai, penurunan nilai saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga lebih dari 65 persen terjadi karena tata kelola bisnis yang kurang baik.

Antara lain, akibat persoalan bakar uang dan kinerja usaha yang buruk karena perusahaan masih mengalami kerugian.

"Menurut saya, jika ada penurunan (harga saham) itu wajar tapi kalau penurunannya hampir 65 persen, menurut saya, ada masalah kinerja atau cost control dan membakar duit."

"Sementara, yang menjual, menurut saya, adalah mereka yang kena lock up atau founder tapi menjual saham karena (mereka) sendiri tidak percaya akan kinerja perusahaan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).

Lebih lanjut, menurut Peter, masa depan GOTO tidak bisa serta-merta dibandingkan dengan Amazon yang sahamnya sempat ambruk 90 persen lebih, awal tahun 2000, tapi terus meroket hingga puluhan tahun berikutnya.

"Amazon adalah asset based. Sementara, GOTO, service based. Mungkin dua mahluk yang satu keluarga tapi beda jenis," katanya.

Sebelumnya, dalam laman Instagram @petergontha, Peter mengaku kaget karena saham GOTO terus mengalami pelemahan sampai ke level Rp115 per saham.

"Pagi ini, saya terperanjat. Pada waktu membuka papan pasar saham IDX, sesudah absen memantau selama 8 hari kerja. Ternyata, saham GoTo sudah menurun ke Rp115 dari harga perdana Rp338, jadi sudah turun 65,9 persen," tulisnya.

Ditambahkannya, GoTo yang merupakan perusahaan unicorn pertama di Indonesia tersebut belum memberikan pernyataan apapun terkait penurunan harga saham yang terjadi saat ini.

"Ini salah satu Unicorn terkemuka di Indonesia yang pertama dan menjanjikan banyak pengharapan ke depan, 27 persen investasi saya percayakan pada mereka," ujarnya.

"Namun, tidak sedikit pun keterangan yang diberikan kepada para Investor mengenai penyebab turunnya saham ini. Apakah ini hoax? Mau dibawa kemana saham ini? Kalau ada yang tahu, mohon share infonya," pinta Peter. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Saham GOTO Kembali Jeblok Seharga Rp107, Singapura Lakukan Pembelian, Telkomsel Sebut Hal yang Wajar.

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Rabu 7 Desember 2022: Anjlok!

Baca juga: Terungkap Penyakit Yang Diderita Lord Rangga, Sering Muntah Darah, Berikut Penuturan Sang Kakak

Baca juga: Kumpulkan Dandim di Banyumas, Danrem 071 Wilayakusuma Pastikan Kesiapan Prajurit Antisipasi Bencana

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved