Berita Kudus
Jembatan Apung Sungai Wulan Penghubung Demak-Kudus Dibuka 5 Desember, Gratis untuk Pelajar
Jembatan apung di atas Sungai Wulan penghubung Demak-Kudus di Sentrokalangan, Kudus, bakal dibuka mulai 5 Desember 2022 dan gratis untuk pelajar.
Penulis: Saiful Ma'sum | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Warga Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, dan Desa Kedungwaru, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, bakal mempunyai jembatan baru yang melintasi Sungai Wulan.
Jembatan ini rencananya dibuka untuk umum, awal pekan depan.
Meski berbayar namun dipastikan, aturan ini tak berlaku untuk pelajar.
Jembatan sepanjang 70-100 meter dengan lebar 2,5 meter ditarget selesai dan bisa digunakan pada 5 Desember.
Jembatan buatan investor dan dikelola warga tersebut dibuat mengapung di atas aliran sungai, di mana badan jembatan yang terbuat dari kayu ditopang drum-drum di bawah konstruksi jembatan.
Dengan dibangunnya jembatan itu, warga tidak perlu waswas lagi jembatan hanyut ketika Sungai Wulan banjir.
Baca juga: Tetap Bisa Dilewati saat Musim Hujan, Jembatan di Sungai Wulan Demak-Kudus Kini Jadi Apung
Baca juga: Menantang Maut! Pemotor di Demak Harus Lewat Jembatan Bambu Demi Perpendek Jarak Tempuh 20 Km
Selain didesain bisa mengapung, badan jembatan juga dipasang tali pengait untuk menahan jembatan agar tidak terbawa derasnya arus sungai.
Pengelola jembatan, Suwarno (44) mengatakan, jembatan tersebut dibangun investor swasta dari luar daerah.
Kata dia, jembatan mulai dibangun sekiranya dua pekan lalu, setelah jembatan sasak yang dibuat, hanyut diterjang banjir.
"Pembangunan sudah berjalan dua pekan, ditarget bisa dioperasionalkan Senin depan," terangnya, Kamis (1/12/2022).
Suwarno menyebut, tidak ada kenaikan tarif bagi warga yang melintasi jembatan, yaitu tetap Rp 2.000 pulang pergi (PP).
Meskipun konstruksi jembatan baru menelan anggaran, dia memastikan, pelajar yang hendak melintasi jembatan apung gratis.
Kata Suwarno, pelayanan gratis kepada pelajar dalam rangka mendukung majunya pendidikan di Kabupaten Kudus, dan Indonesia pada umumnya.
"Biasanya, yang lewat ada 2000-an orang setiap harinya. Sekarang, sudah bisa simpangan namun diperuntukkan kendaraan roda dua," ujar dia.