Berita Purbalingga

Pulang karena Kedinginan di Pengungsian, Mbah Kartem Justru Meninggal dengan Kaki Terbakar di Rumah

Kartem adalah pengungsi korban bencana tanah bergerak di RT 004 RW 007 Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Editor: Pujiono JS
KOMPAS.COM/MOHAMAD IQBAL FAHMI
Para pengungsi korban bencana tanah bergerak di Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah menempati gedung sekolah, Minggu (30/10/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Mengaku kedinginan di tempat pengungsian dan kemudian pulang ke rumah,
Mbah Kartem (75) ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga pada Sabtu (29/10/2022).

Kartem adalah pengungsi korban bencana tanah bergerak di RT 004 RW 007 Desa Siwarak.

"Mbah Kartem mengaku tidak betah di pengungsian, katanya kedinginan, jadi pulang ke rumah untuk bikin perapian," kata Koordinator Posko Pengungsian Desa Siwarak, Iwan Supriyatno, pada Minggu (30/10/2022).

Baca juga: 48 Rumah di Desa Siwarak, Purbalingga, Rusak Akibat Tanah Begerak, Warga Mengungsi ke 3 TPQ

Baca juga: Pergerakan Tanah di Karangreja Purbalingga Masih Terjadi, Setiap 10 Menit Tanah Turun 1 Sentimeter

Baca juga: Objek Wisata Bendina Hills Terendam Banjir Selutut Orang Dewasa, Diduga Faktor Ini Jadi Penyebabnya!

Iwan mengatakan Mbah Kartem diketahui pulang dari pengungsian ke rumah pada sore hari.

Namun pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB, korban ditemukan meninggal dunia di dapur dengan kondisi kaki terbakar dekat perapian.

Iwan menyebutkan para relawan yang mendapat laporan tentang meninggalnya Mbah Kartem langsung membawa jenazahnya ke Puskesmas Karangreja.

Sementara di posko pengungsian Desa Tlahab Lor, seorang pengungsi bernama Sarminah (50) dilarikan ke rumah sakit, Sabtu (29/10/2022) malam.

Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Purbalingga, Nuryanto mengatakan, Sarminah memiliki kendala tekanan darah tinggi.

"Korban kami larikan ke rumah sakit karena saat diperiksa tim medis tensinya sangat tinggi," terang dia.

Seperti diketahui, bencana tanah bergerak melanda tiga desa di Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022).

Tiga desa terdampak antara lain Desa Tlahab Lor (268 pengungsi), Desa Siwarak (224 pengungsi) dan Desa Karangreja (43 pengungsi).

Tak kurang dari 108 rumah mengalami kerusakan sehingga membuat 535 warga terpaksa mengungsi.

Pengungsi berebut bantuan

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Purbalingga, Taufik Katamso menilai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga terkesan tidak responsif dalam menangani bencana di Karangreja.

Menurutnya, perlu ada posko induk untuk mengordinir tiga titik pengungsian di tiga desa tersebut. Posko induk sangat diperlukan kaitannya dengan manajemen logistik dan relawan.

"Contohnya, kemarin sempat ada insiden rebutan logistik, di mana Pemerintah Desa Tlahab Lor menolak memberikan persediaan logistik warganya untuk disalurkan ke Posko Siwarak yang lebih membutuhkan," kata Taufik.

Selain itu, saat meninjau lokasi pengungsian, Taufik tidak melihat ada personel BPBD yang bertugas. Padahal, BPBD seharusnya siap siaga di lokasi pengungsian sebagai kordinator.

"Para relawan memang sudah biasa bekerja di lapangan, namun ketika kondisi kedaruratan seperti ini tetap harus ada kepala posko yang mengordinir semua hal, dan selayaknya dari unsur pemerintahan," kata dia.

Dikonfirmasi, Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Muksoni mengatakan, pihaknya baru akan merapatkan posko induk pada Selasa (1/11/2022) besok.

Dia mengatakan, insiden rebutan logistik yang terjadi di posko pemgungsian Desa Siwarak hanya permasalahan miskomunikasi saja.

"Saat ini, masih dalam tahap administrasi untuk melengkapi perizinan, rencananya (posko induk) di kantor kecamatan. Yang pertama kami bentuk adalah dapur umum," kata dia.

Muksoni mengakui jika BPBD memiliki keterbatasan personel untuk menempatkan petugas sebagai kordinator di setiap posko pengungsian.

Petugas BPBD, kata Muksoni, bekerja tentatif memantau kondisi pengungsian dari posko kecamatan dan posko kabupaten.

"Jika ada donatur yang akan menyalurkan bantuan, informasi kebutuhan logistik dan penyalurannya untuk sementara langsung ke dapur umum saja, karena dapur umum yang tahu persis apa dibutuhkan di lapangan," pungkas dia.

Dari pantauan Kompas.com, para relawan yang terlibat di posko pengungsian di antaranya PMI, Tagana, Pramuli, Baznas, PPA Gasda, MDMC, Banser, Rapi, PPA Chrisda, Palateksa, Smuda Pala, Babinsa, RPP, PRC, dan Karang Taruna. (***)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Satu Korban Bencana Tanah Longsor di Purbalingga Meninggal, Satu Lainnya Dilarikan ke RS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved