Berita Kudus

Penampakan Tumpukan Sampah di Sungai Setren Kudus, Warga Khawatir Sungai Meluap dan Banjir

Tumpukan sampah berupa bambu, batang pohon pisang, plastik dan beragam jenis sampah lainnya, kerap terjadi dan diduga kiriman dari wilayah hulu sungai

Penulis: Saiful Masum | Editor: mamdukh adi priyanto
tribunbanyumas.com/saiful masum
Sampah menumpuk di Sungai Setren Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Tumpukan sampah menutupi Sungai Setren setiap musim hujan tiba di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022).

Pantauan TribunBanyumas.com, gunungan sampah berada di lokasi bawah jembatan Jalan Kudus-Jepara, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.

Tumpukan sampah berupa bambu, batang pohon pisang, plastik dan beragam jenis sampah lainnya, kerap terjadi dan diduga kiriman dari wilayah hulu sungai.

Persoalan tumpukan sampah di Kudus ini pun memusingkan pemerintah desa setempat.

Baca juga: Toko Sepeda di Simpang Kudus Dibobol Maling, Polisi Temukan Penutup Kepala dan Bungkus Gunting

Sampah menumpuk di Sungai Setren Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022).
Sampah menumpuk di Sungai Setren Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). (tribunbanyumas.com/saiful masum)

Sungai yang terletak di perbatasan Desa Mijen sisi timur dengan Desa Kedungdowo ini sering kali dipenuhi sampah.

 Jika dibiarkan, tumpukan sampah menghalangi arus Sungai Setren, dan berpotensi meluap hingga membanjiri permukiman sekitar. 

Kepala Desa Mijen, Singgih mengatakan, persoalan sampah di Sungai Setren terjadi setiap tahunnya ketika musim hujan tiba. 

Kata dia, tumpukan sampah itu kiriman dari wilayah hulu sungai yang berada di kawasan Kudus bagian atas.

Baca juga: Golkar Kudus Targetkan 9 Kursi di Legislatif pada Pemilu 2024

Kemudian, sampah menumpuk dalam satu lokasi karena terhalang konstruksi jembatan yang terlalu sempit.

"Sampah ini kiriman dari hulu sungai, macamnya banyak jadi satu.

Jika dibiarkan, tumpukan sampah menghambat aliran sungai dan bisa mengakibatkan banjir," terangnya, Jumat (28/10/2022).

Dia menyebut, persoalan sampah ini sudah menjadi langganan dalam beberapa tahun terakhir.

Pihaknya sudah melayangkan surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.

"Kalau pembersihan sudah dilakukan dinas terkait beberapa waktu lalu.

Tapi sampah datang lagi, perlu penanganan lebih lanjut," ujarnya.

Baca juga: Konflik Internal PCNU Kudus, Ada Komentar Miring soal Anies Baswedan, Ketua Lesbumi Pilih Mundur!

Singgih menyebut, Pemerintah Desa Mijen bakal memprogramkan normalisasi sungai kembali dalam waktu dekat. 

Katanya, normalisasi yang dilakukan secara rutin, bisa meminimalisir dampak penumpukan sedimentasi sungai.

Namun, program tersebut tidak serta merta bisa dijalankan setiap tahunnya, mengingat masih ada program pembangunan lain yang juga perlu diprioritaskan.

"Terakhir kali normalisasi sungai sepertinya 2018 lalu.

Butuh penanganan lebih lanjut dari pihak terkait," tegasnya.

Baca juga: Warga Resah, Ubin Granit Dekat Masjid Menara Kudus Pecah dan Hilang Bikin Motor Rusak

Selain itu, Singgih menyebut, masih ada satu sungai lain yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Desa Mijen.

Yaitu Sungai Serut yang berbatasan dengan Dusun Madaran, Krajan, Gadon, dan Demangan.

Katanya, sungai itu masih menjadi langganan penumpukan sampah, dan sering banjir jika hujan deras turun.

Dia berharap, pemerintah provinsi dan daerah turun tangan membantu masyarakat Mijen dalam menanggulangi permasalahan sampah di sungai.

"Tahun depan akan kami programkan normalisasi sungai lagi," tuturnya.

Baca juga: Pusat Kuliner Sucen Kudus Ludes Terbakar, Gerobak dan Barang Dagangan Berubah Jadi Arang

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, Abdul Halil menegaskan, persoalan sampah menjadi tanggungjawab bersama.

Baik pemerintah daerah, maupun masyarakatnya.

Dia menyebut, penanganan sampah tidak serta merta dalam bentuk pembersihan saja, namun lebih diutamakan pada kebiasaan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

Halil mengajak masyarakat Kudus agar lebih sadar dalam membuang sampah.

Supaya tidak mencemari lingkungan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

"Seperti yang terjadi di sungai Mijen dan lainnya.

Kalau sampah dibuang ke sungai, bisa saja tersangkut di konstruksi jembatan, sehingga bisa menghambat aliran sungai," ujarnya.

Baca juga: 6 Anak di Kudus Meninggal Akibat DBD, Dinkes Minta Orangtua Meningkatkan Kewaspadaan

Sampah menumpuk di Sungai Setren Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022).
Sampah menumpuk di Sungai Setren Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). (tribunbanyumas.com/saiful masum)

Halil menerangkan, Dinas PKPLH bakal aktif meninjau sungai-sungai dan tempat-tempat yang disinyalir terjadi penumpukan sampah.

Mengingat saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga rawan terjadi bencana banjir. (*)

Baca juga: Nasdem Kudus Lakukan Cara Ini untuk Dongkrak Elektabilitas Anies Baswedan di Pemilu 2024

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved