Berita Solo

Mural 'Java in Paris' 15 Meter Hiasi Koridor Gatsu Solo, Ada Gambar Wali Kota Gibran dan Eko Pece

Mural setinggi hampir 15 meter di Toko Batik Kurnia Sari, koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu) atau di sisi Pasar Pon Solo, menarik perhatian warga.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Muhammad Sholekan
Para seniman mural yang tergabung dalam Komunitas Soloissolo berfoto di sela pembuatan mural bertajuk Solo in Paris di Koridor Gatsu (Jalan Gatot Subroto), Kota Solo, belum lama ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Mural setinggi hampir 15 meter di Toko Batik Kurnia Sari, koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu) atau di sisi Pasar Pon (Sarpon) Solo, menarik perhatian pengguna jalan.

Mural yang diberi judul 'Java in Paris' itu digambar seniman mural yang tergabung dalam Komunitas Soloissolo.

Ini merupakan dokumentasi kegiatan saat Wali Kota Solo Gibran Raka Buming Raka bersama rombongan, mengusung misi promosi UMKM dan kebudayaan Kota Solo ke Paris, Juni 2022 lalu.

Mural itu menampilkan visual Menara Eiffel yang menjadi ikon Paris.

Kemudian, penyanyi Indonesia yang kini menjadi warga negara Perancis Aggun C Sasmi, tengah menaiki puncak menara.

Baca juga: Ikut Lapak Ganjar, Seni Mural Jadi Lahan Pekerjaan Menjanjikan, Ini Penuturan Masbrand Art Pemalang

Baca juga: Mural Gubuk Perkebunan Warga di Tawangmangu Karanganyar, Digarap Komunitas Senyum Manis

Tangan kanannya memegang tangan kiri Gibran yang berpose mirip penari balet. Tangan kanannya membawa bendera merah bertuliskan 'Solo'.

Sementara, di bagian bawah, terlukis penari Eko "Pece" Supriyanto, penari kontemporer asal Solo yang memiliki kiprah besar di dunia internasional.

"Misi untuk mengenalkan Solo ke Eropa dan dunia dalam 'Java in Paris' tersebut cukup membanggakan bagi kami semua warga kota Solo," ucap Direktur Soloissolo, Irul Hidayat, Jumat (21/10/2022).

Tak hanya misi modern, Soloissolo juga merekam misi kebudayaan Kota Solo ke Paris pada tahun 1889 lewat mural.

Saat itu, rombongan penari Pura Mangkunegaran tampil dalam misi L'Exposition Universelle.

Visualisasi penari Mangkunegaran dalam momen tersebut, yang bersumber dari sebuah foto arsip sejarah, dilukiskan di rolling door toko setinggi 3 meter.

Irul menjelaskan, dua peristiwa budaya tersebut cukup menarik untuk dilukiskan dalam sebuah karya mural.

Baca juga: Tiba-tiba Arus Deras Datang, Warga Nyaris Hanyut saat Menyeberangi Jembatan Sasak Bengawan Solo

Baca juga: Spanduk "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan" Bertebaran di Solo, Sindir Siapa?

Menurutnya, mural yang merupakan salah satu jenis karya seni publik cukup efektif memberi inspirasi serta apresiasi yang menarik bagi publik.

"Sehingga, peristiwa budaya yang terjadi di Paris tersebut dapat diketahui publik secara luas di Solo, lewat sebuah karya mural, sehingga dapat menginspirasi dan menjadi salah satu ikon yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat," tambahnya.

"Mural ini dikerjakan selama dua pekan, efektif hanya dikerjakan pada waktu malam hari hingga subuh, dengan bahan utama cat tembok serta membutuhkan 7 susun scafolding untuk mencapai titik mural tertinggi," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved