Tragedi Kerusuhan di Kanjuruhan
Pesan Bijak Pentolan Suporter PSIS Semarang Terkait Tragedi Memilukan di Kanjuruhan Malang
Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan dan ditundanya kompetisi resmi Liga 1 disikapi bijak pentolan suporter PSIS Semarang Panser Biru, Ferry Opel.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan dan ditundanya kompetisi resmi Liga 1 disikapi bijak pentolan suporter PSIS Semarang Panser Biru, Ferry Opel.
Menurutnya, duka tragedi di Stadion Kanjuruhan turut dirasakan elemen suporter lainnya.
Tak terkecuali suporter PSIS Semarang Panser Biru.
Bahkan Panser Biru juga menggelar kegiatan doa bersama dan juga penyalaan seribu lilin sebagai wujud empati terhadap kejadian di Malang.
Baca juga: Kapolri Akan Dalami Prosedur Penembakan Gas Air Mata yang Berujung Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan
Ferry Opel menyebut, salah satu yang menjadi pembelajaran dari insiden ini yakni memastikan jumlah penonton sesuai dengan kapasitas stadion.
Beredar di media sosial, dikabarkan jumlah penonton yang hadir dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan ini diduga melebihi kapasitas.
"Menurut saya evaluasi ke depan aspek-aspek pengamanan harus ditingkatkan.
Misalnya untuk kapasitas stadion, jumlah tiket harus sesuai kapasitas," ungkap Opel kepada TribunBanyumas.com, Senin (3/10/2022).
Baca juga: PSSI Dinilai Tak Berempati pada Tragedi Kanjuruhan, Topan Ajak Suporter Indonesia Kosongkan Tribun
"Panpel yang ingin meraup untung banyak kemudian seolah-olah dipaksakan stadionnya hingga penontonnya berjubel.
Harapannya semoga kejadian di Malang tidak terulang lagi.
Ini yang pertama dan terakhir di persepakbolaan Indonesia," katanya.
Imbas dari kejadian di Malang membuat kompetisi Liga 1 2022/2023 sementara dihentikan.
Baca juga: Suporter Solo Raya Minta Empat Pihak Ini Bertanggung Jawa Penuh Atas Tragedi Kanjuruhan
Opel menilai, penundaan sementara kompetisi sudah tepat dilakukan untuk menghormati para korban tragedi.
Seandainya penundaan kompetisi diperpanjang untuk keperluan investigasi lebih lanjut, Opel menyebut tidak mempermasalahkan.
"Kalau diperpanjang yang tujuannya untuk investigasi untuk kasus kerusuhan di Malang tidak masalah kalau menurut saya.
Ya artinya semoga ada solusinya, karena ini kejadian yang sangat luar biasa," kata Opel.
"Bagaimanapun juga tidak ada sepakbola yang sebanding dengan nyawa," tegasnya.
Baca juga: Suporter Persis Solo Surakartans Gelar Doa Bersama di Manahan, Nyatakan Duka Cita Tragedi Kanjuruhan
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan terjadi beberapa saat usai peluit panjang tanda pertandingan berakhir dibunyikan pada laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
Arema FC yang berstatus tuan rumah kalah dalam laga ini dengan skor 2-3.
Duel Arema kontra Persebaya merupakan satu di antara sejumlah laga yang bertitel 'Duel Bigmatch' di Liga 1.
ke depan, Opel berharap pertandingan yang menarik animo besar penonton lebih baik berlangsung sore hari.
Alasan keamanan suporter jadi prioritas utama.
Baca juga: Laga PSIS Semarang vs Bhayangkara FC Ditunda Akibat Tragedi Kanjuruhan, Liluk: Kami Sangat Mendukung
Di Stadion Jatidiri misalnya, Opel menilai penerangan di area luar stadion masih minim sehingga akan menyulitkan pengamanan jika berlangsung malam hari.
"Untuk laga bigmatch kedepannya intinya kesiapan Panpel.
Dari jam kick-off menurut saya lebih baik sore.
Misalnya malam pun, jangan terlalu larut.
Idealnya jam 7 atau yang masih bisa dijangkau," kata Opel.
"Karena malam juga ketika (PSIS) main kandang penerangannya kurang begitu terang di luar stadion," imbuhnya.(*)
Baca juga: Presiden FIFA soal Kerusuhan di Kanjuruhan: Sebuah Tragedi yang Tak Terbayangkan