Tragedi Kerusuhan di Kanjuruhan
Kapolri Akan Dalami Prosedur Penembakan Gas Air Mata yang Berujung Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan
Kesalahan prosedur pembubaran massa kerusuhan diduga menjadi penyebab jatuhnya ratusan nyawa Aremania.
Suporter Arema FC yang selama ini mempertahankan kemenangan tanpa kalah selama 23 tahun itu, akhirnya yang merasa dipermalukan di kandang sendiri.
"Rasa kekecewaan itulah yang menggerakkan penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Nico, pihak aparat keamanan melakukan pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan ataupun mengejar para pemain.
Dalam prosesnya itu, aparat melakukan upaya-upaya pencegahan, sampai dilakukan gas air mata.
"(karena) sudah mulai menyerang petugas, dan sudah merusak mobil. Dan akhirnya terkena gas air mata mereka pergi keluar ke satu pintu. Yaitu pintu keluar 18.
Kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah, terjadi sesak napas kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan ini, dilakukan pertolongan yang ada di stadion, dan dilakukan evakuasi ke beberapa RS," tambahnya.
Menurutnya, tidak semua massa suporter di dalam stadion tersebut melakukan aksi anarkis.
Dari sekitar 40 ribu orang massa, hanya sekitar tiga ribu orang , yang melakukan perbuatan tersebut.
Nico juga berjanji pihaknya akan menindaklanjuti kondisi insiden tersebut, agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali.
"Jadi ada beberapa hal yang ingin disampaikan, kalau memang semua mematuhi aturan kami juga akan melaksanakan dengan baik. Tapi ada sebab akibatnya kami akan tindak lanjuti, sekali lagi kami belasungkawa. Dan kami akan melakukan langkah-langkah ke depan dengan stakeholder terkait supaya ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.

PSSI Siap Hukum Arema
Sementara itu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) masih menunggu hasil penyelidikan dari tim investigasi sebelum putuskan beri sanksi tambahan bagi Arema FC dan pihak penyelenggara (Panpel) pertandingan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi mengatakan, bahkan pihaknya tak menutup kemungkinan bakal memberi sanksi lebih berat untuk tim berjuluk Singo Edan itu.
Adapun hukuman sebelumnya Arema FC telah dikenakan sanksi yakni tidak diizinkan menggelar partai kandang sampai akhir musim ini.
"Bahwa sanksi berat menunggu Arema dan Panpelnya. Karena kejadian ini kejadian luar biasa dan sangat luar biasa," tegas Yunus dalam konferensi pers di Stadion Madya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022).