Wisata Banjarnegara
Kompleks Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara, Luasnya 1 Hektare
Berada di dataran tinggi Dieng, terdapat kawasan candi yang luas. Diperkirakan luas candi-candi tersebut 90 hektare
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
TRIBUNBANYUMAS.COM- Berada di dataran tinggi Dieng, terdapat kawasan candi yang sangat luas. Diperkirakan luas candi-candi tersebut 90 hektare.
Dari sekian banyak candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng, Kompleks Candi Arjuna merupakan yang terluas, dengan memiliki luas 1 hektare.
Baca juga: Gubernur Ganjar Ingatkan bahwa Dieng Culture Festival 2022 Bukan Perayaan Akhir Pandemi
Baca juga: Gubernur Ganjar Berharap Dieng Culture Festival Mampu Gerakkan Ekonomi
Baca juga: Embun Es Menjadi Dilema Warga Dieng Banjarnegara: Tingkatkan Wisatawan namun Merusak Pertanian
Kawasan candi ini berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Di Kompleks terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.
Youtube Asisi Chanel mengungkap bentuk serta ornamen yang terdapat pada setiap candi, diperkirakan candi-candi tersebut dibangun pada masa berbeda.

Menurut dari video tersebut Candi Arjuna merupakan candi yang dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra dibangun paling akhir.
Candi Arjuna terlihat dengan bangunan candi khas India, sementara Candi Sembadra terlihat pengaruh kebudayaan lokal yang kental.
Hal ini diketahui dari relung yang ada pada candi. Candi khas bangunan India memiliki relung yang ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal memiliki relung yang menjorok ke luar.
Baca juga: Potong Rambut Gimbal Digelar di Hari Kedua, Ini Rangkai Dieng Culture Festival 2022 Banjarnegara
Baca juga: Makin Sering Terjadi! Embun Es Kembali Selimuti Dieng Banjarnegara, Sepekan Sudah Dua Kali Muncul
Baca juga: Embun Es Kembali Selimuti Dieng Banjarnegara. Biar Tak Kecele, Perhatikan Cuaca Sebelum Berangkat
Berdasarkan informasi dari wikipedia kompleks candi ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf Van Elf.
Saat itu ia menemukan candi dengan kondisi tergenang air, namun direnovasi lagi oleh HC Cornelius yang berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah ditemukannya candi tersebut. Kemudian dilanjutkan oleh pria berkebangsaan Belanda bernama J Van Kirnbergens.
Secara garis besar, keempat candi utama di kompleks ini memiliki ornamen yang sama.
Di setiap candi, dapat ditemukan penil (ornamen pada bagian tangga, seperti pegangan), kala (wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas pintu), makara (diletakkan di sisi-sisi pintu dan dipercaya mampu mengusir kejahatan), jalatmara (saluran air untuk mengalirkan air dari bagian dalam candi ke salah satu sisi), istadewata (terdapat pada bagian atas candi dan dipercaya sebagai tempat masuknya pada dewa), serta antefik (ornamen yang terdapat di bagian ujung tiap sisi). Selain itu, di setiap candi, dapat ditemukan diksa (jalur bagi umat untuk mengelilingi candi sebelum masuk ke area candi utama).
Dikutip dari blog indonesiakaya Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.
Kalau anda berkunjung ke Candi Arjuna, anda hanya melihat ruang-ruang kosong yang biasanya dijadikan tempat meletakkan arca.
Sebagian besar arca yang berasal dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa, yang letaknya tidak jauh dari kompleks candi. Sementara, sebagian yang lain sudah hilang.