Berita Banyumas
Remaja Gabung Geng Motor dan Bikin Onar, Pengamat Unsoed: Cari Jati Diri, Butuh Sarana Aktualisasi
Pengamat masalah perempuan dan anak dari Unsoed Purwokerto Dr Tri Wuryaningsih menilai, remaja terlibat geng motor karena upaya mencari jati diri.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pengamat masalah perempuan dan anak sekaligus akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Tri Wuryaningsih menilai, keterlibatan sejumlah remaja dalam geng motor atau gangster, merupakan upaya mereka mencari jati diri.
Ini pula yang dilihat Tri terkait kasus geng motor yang meresahkan warga Banyumas, sepekan terakhir.
Dalam kasus tersebut, polisi mengamankan 16 anggota geng motor yang didominasi remaja di bawah umur.
Namun, dari mereka yang diamankan, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Empat di antaranya di bawah umur.

Tri mengatakan, jati diri yang dimaksud adalah upaya memahami diri sebagai seorang laki-laki, sebagaimana dikonstruksikan oleh masyarakat.
"Bahwa laki-laki kelihatan macho, pemberani, agresif," kata Tri, Jumat (19/8/2022).
Baca juga: 9 Anggota Geng Motor Bikin Onar di Banyumas Jadi Tersangka, 4 Pelaku Masih di Bawah Umur
Baca juga: Biang Resah Dibekuk! Polisi Amankan 16 Anggota Gangster Banyumas, Bawa Celurit dan Samurai
Dari konstruksi masyarakat yang tertangkap di media sosial, sosok laki-laki pemberani itu tergambar dari anggota geng motor.
"Hal itu kemudian merasuki pada remaja kita. Keberanian dan agresivitas itu yang justru mengendap dalam diri mereka, yang kemudian dimanifestasikan dalam perilaku gangster tadi," imbuhnya.
Dia menegaskan, setiap remaja memiliki agresivitas. Hanya saja, setiap remaja punya cara mewujudkan, terutama pemilihan kegiatan positif.
Dia contohkan, banyak remaja memiliki olahraga bela diri untuk aktualisasi.
Namun, tak sedikit yang terjerumus dalam kegiatan yang merugikan.
Baca juga: Ingin Tukar Uang Baru 2022? Berikut Cara, Jadwal, dan Lokasi di Banyumas serta Purbalingga
Baca juga: Ramaikan! Pemkab Banyumas Gelar Karnaval Mobil Hias dan Festival Kentongan, Ini Jadwal dan Rutenya
Ada beberapa faktor yang memicu. Tri menyebut, di antara faktor itu di antaranya minimnya fasilitas atau sarana publik di tingkat desa atau kelurahan yang dapat dimanfaatkan remaja untuk menyalurkan sikap agresif.
"Ini peran, bagaimana menyediakan layanan publik untuk menyalurkan agresivitas itu. Karena, agresivitas itu alamiah, harus disalurkan."
"Akhirnya, mereka nongkrong. Yang dibahas, misal kebut-kebutan, lalu juga keberanian dalam berkelahi dengan lawan," terangnya.
Maka dari itu, Tri berharap, ada peran pemerintah dalam mencegah munculnya geng motor remaja lewat penyediaan ruang kegiatan positif. (*)
Baca juga: Gibran dan Sekda Solo Positif Covid-19 Usai Upacara HUT RI di Stadion Sriwedari, Tertular Siapa?
Baca juga: 95 Tim Meriahkan Karnaval Pembangunan HUT RI di Kecamatan Majenang Cilacap, Berikut Foto-fotonya
Baca juga: Kantongi 5 Surat Kuasa, Kamaruddin Siap Polisikan Ferdy Sambo dan Istri hingga Ketua Kompolnas