Berita Purbalingga

Penelitian Tim Geologi Unsoed Purwokerto: Separuh Wilayah Karangmoncol Purbalingga Rawan Longsor

Separuh wilayah Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, rawan longsor. Longsor terbanyak berada di wilayah dekat sungai.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/Pemkab Purbalingga
Tim dari Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memaparkan hasil Studi Proyek Independen Tentang Pergerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Karangmoncol, di Ruang Rapat Bupati, Senin (18/7/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Separuh wilayah Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, rawan longsor. Longsor terbanyak berada di wilayah dekat sungai.

Kondisi ini diketahui dari hasil penelitian tim dari Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Senin (18/7/2022), hasil penelitian Studi Proyek Independen Tentang Pergerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Karangmoncol tersebut dipaparkan kepada Pemkab Purbalingga di Ruang Rapat Bupati.

Dosen Pembimbing Lapangan FT Unsoed Indra Permana Jati mengatakan, penelitian ini merupakan program Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Unsoed.

Melalui penelitian ini, pihaknya ingin membantu pemetaan dan penanganan bencana longsor di Purbalingga.

"Bencana selalu ada 'ketidakpastian' sehingga yang kita gunakan adalah mitigasi atau bergerak ke arah aman."

"Saat ini, pemerintah daerah masih fokus di emergency rensponse, kami melangkah agar bagaimana bencana itu tidak terjadi," katanya dalam rilis yang diterima, Senin.

Baca juga: Warga Karangaren Purbalingga Tewas saat Mencari Barang Bekas, Sempat Terjatuh Mengejar Truk

Baca juga: Efek Stunting Bisa Perlambat Laju Ekonomi, Ini yang Dilakukan Pemkab Purbalingga

Sementara itu, Azwar Fajri, anggota tim peneliti dari Teknik Geologi Unsoed memaparkan potensi longsor di Karangmoncol Purbalingga dipicu beberapa faktor.

"Setelah kami uji, bencana longsor di Karangmoncol, banyak terjadi di satuan batu pasir (8 longsor) dan lava andesit (8 longsor)," kata Fajri.

Ia menyebut, aspek litologi tersebut merupakan parameter utama.

Selanjutnya, dari aspek kemiringan lereng, hasil menunjukan, longsor sering terjadi di kemiringan 16-35 derajat (23 longsor).

Sedangkan dari segi elevasi, longsor paling banyak terjadi di ketinggian 600-800 meter (10 longsor).

Longsor juga sering terjadi di daerah dengan jarak struktur geologi kurang dari 500 meter (17 longsor).

"Jangan lupa peran dari air yang juga pemicu longsor dan kejadian yang kami temukan, juga berkorelasi, dimana longsor yang ditemui lebih banyak terjadi di dekat sungai dengan jarak kurang dari sama dengan 100 meter (28 longsor)," jelasnya.

Selanjutnya, dari segi tutupan lahan, longsor sering terjadi di permukiman (14 longsor).

Dari segi kerapatan sungai, kejadian longsor lebih sering terjadi di kerapatan 4-6 km/km persegi (16 longsor).

"Dari tujuh parameter tersebut, kami satukan menjadi sebuah peta kerawanan tanah longsor Kecamatan Karangmoncol."

"Hasilnya, zona tinggi rawan longsor 25,26 persen dan zona sangat tinggi rawan longsor 24,63 persen."

"Dengan demikian, hampir separuh wilayah Karangmoncol rawan terjadi longsor," katanya.

Baca juga: Targetkan Kunjungan 1.850.000 Wisatawan, Pemkab Purbalingga Gencarkan Promosi Tempat Wisata

Baca juga: Peringati Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia Purbalingga, Bupati Tiwi Minta Bidan Jaga Kekompakan

Dari hasil kajian ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai mitigasi atau risk reduction.

Di antaranya, menyediakan sistem informasi kebencanaan, yaitu menyediakan web GIS atau peta kerawanan longsor yang bisa diakses siapapun melalui internet, termasuk form pelaporan kejadian di dalamnya.

"Kami juga melakukan capacity building karena kita tidak bisa hanya mengandalkan dari responder bencana."

"Kita juga perlu menguatkan dari masyarakatnya itu sendiri makanya kami membuat program capacity building, ada sosialisasi dan rambu informasi," katanya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga R Imam Wahyudi mengucapkan terima kasih atas peran serta FT Unsoed dalam membantu Pemkab Purbalingga memetakan kerawanan bencana di wilayah Karangmoncol.

"Program atau hasil dari kegiatan MBKM ini menjadi suatu referensi yang sangat bermanfaat dalam rangka merumuskan suatu kebijakan."

"Kemudian, membuat suatu kegiatan dan mengalokasikan anggaran untuk mengimplementasikan kegiatan tersebut," katanya. (*)

Baca juga: Ada Perubahan Jadwal Pertandingan Perdana Liga 1 PSIS Semarang Vs RANS, Jangan Sampai Keliru!

Baca juga: Bersaing Ketat, Arbi Kembali Cetak Poin di JuniorGP

Baca juga: Kronologi Meninggalnya Sekda Kota Tegal saat Acara Germas: Lari Memutari Alun-Alun 4 Kali

Baca juga: Delapan Kata dari Bahasa Korea Resmi Masuk KBBI, Ada Mukbang hingga Oppa

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved