Sri Lanka Bangkrut
Pakar Hubungan Internasional Undip Sebut Sejumlah Penyebab Sri Lanka Bangkrut, Termasuk Utang China
Menurutnya, utang dari China yang mencapai lebih dari USD 5 miliar membuat Sri Lanka tidak bisa mengembalikannya atau gagal bayar.
Penulis: faisal affan | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Utang luar negeri menjadi satu faktor Sri Lanka kolaps atau bangkrut.
Hal ini diungkapkan pakar Hubungan Internasional Universitas Diponegoro, Marten Hanura, Minggu (10/7/2022).
Menurutnya, utang dari China yang mencapai lebih dari USD 5 miliar membuat Sri Lanka tidak bisa mengembalikannya atau gagal bayar.
Namun demikian, selain faktor utang, kata dia, ada juga faktor internal yang berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian di Sri Lanka.
"Utang tersebut digunakan untuk proyek strategis, seperti jalan, bandara, pelabuhan, dan lainnya.
Tapi tidak itu saja.
Faktor dari internal pun juga sangat memengaruhi krisis di Sri Lanka," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, krisis yang terjadi di Sri Lanka membuat kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa diambil alih oleh masyarakat yang marah.
Ada faktor lain yang membuat negara ini kaos.
Menurutnya, peristiwa bom yang terjadi pada 2019, juga mempengaruhi krisis Sri Lanka.
Kejadian tersebut membuat turis asing atau wisatawan luar negeri, enggan untuk datang ke negara tersebut.
"Padahal ketika turis datang ke suatu negara, pastinya mereka membawa mata uang asing.
Itu adalah sumber cadangan devisa yang bisa digunakan untuk membeli produk kebutuhan negara.
Seperti BBM maupun pangan," ujar Marten.
Marten menambahkan, faktor pandemi juga turut membuat negara tersebut kesulitan mengelola kebutuhan masyarakatnya.