Berita Pati
Bakal Dibongkar, Begini Sejarah Jembatan Juwana Pati, Pernah Jadi Nama Jembatan KA Juwana-Lasem
Dikutip dari laman dinasarpus.patikab.go.id, Jembatan Juwana dulunya sempat menjadi nama perlintasan kereta api jurusan Juwana-Lasem (Rembang).
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Jembatan Juwana Kabupaten Pati, Jawa Tengah bakal dibongkan dan dibangun jembatan baru.
Pembongkaran dijadwalkan pada awal Juni 2022 ini.
Untuk diketahui, pembongkaran Jembatan Juwana merupakan bagian dari proyek penggantian dan/atau penduplikasian 37 jembatan Callender Hamilton se-Pulau Jawa oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca juga: Pembongkaran Jembatan Juwana Pati, Jalan Silugonggo Bakal Ditutup!

Jembatan ini merupakan perlintasan jalur utama Pati-Rembang.
Di titik tersebut terdapat dua jembatan yakni sisi utara dan selatan.
Jembatan sisi utara merupan jalur satu arah untuk kendaraan dari arah barat (Pati) ke arah timur (Rembang).
Sedangkan jembatan sisi selatan untuk lalu lintas dari arah sebaliknya.
Jembatan yang akan dibongkar merupakan bangunan lama yang berada di sisi utara.
Menurut Bupati Pati Haryanto, pembongkaran jembatan kemungkinan besar sudah bisa dilaksanakan awal Juni 2022 ini.
Baca juga: Pembangunan Jembatan Baru Juwana, Jembatan Lama Dibongkar, Bupati Minta Jalur Alternatif Disiapkan!
Dilihat dari sejarahnya, Jembatan Juwana di Kabupaten Pati ini memiliki cerita panjang.
Konon, jembatan ini merupakan yang tertua di wilayah Juwana karena dibangun pada 1486 Masehi.
Dikutip dari laman dinasarpus.patikab.go.id, Jembatan Juwana dulunya sempat menjadi nama perlintasan kereta api jurusan Juwana-Lasem (Rembang) yang membentang di atas Sungai Juwana.
Dinukil dari berbagai sumber, jembatan ini menjadi lokasi bersejarah yang pernah disinggahi Sunan Muria.
Pada tahun 1486, Pati yang merupakan Lereng gunung Muria, masih merupakan hutan belantara.
Pada suatu hari, Sunan Muria pulang dari Sarasehan (pertemuan) di padepokan Sunan ngerang.
Baca juga: Besok, Kloter Pertama Calon Haji Asal Pati Tiba di Asrama Haji Donohudan Boyolali
Sesampainya di Pati, sekitar jam 3 sore atau waktu ashar, kebetulan di tepi hutan tadi terhalang sungai yang sedang banjir.
Sunan Muria mau menyeberang, tetapi tak ada perahu.
Lalu beliau mengadakan sayembara, barang siapa yang bisa menyeberangkannya, kalau laki-laki akan ia jadikan sebagai saudara, kalau perempuan akan ia jadikan istri.
Kebetulan kala itu ada seorang wanita yang sedang menggembalakan kerbau bernama Dewi Sapsari putri Ki Gedhe Sebo Menggolo.
Setelah mendengar sayembara tersebut, Dewi Sapsari dengan menunggang kerbau menyeberang ke timur.
Lalu ia menyeberangkan Sunan Muria.
Baca juga: Cari SMP Terbaik di Pati? Ini Daftarnya untuk Referensi Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB 2022
Sesampai di tepi sungai sebelah barat, Sunan Muria menepati janjinya.
Ia lalu ingin bertemu orang tua dari Dewi Sapsari dan akan menyuntingnya sebagai istri.
Lalu Sunan Muria menikahi Dewi Sapsari.
Setelah menikah, Dewi Sapsari mengandung dan melahirkan anak yang diberi nama Kebo Nyabrang.
Asal-usul Nama Juwana
Nama Juwana ada beberapa versi, dari salah satu versi mengatakan berasal dari kata Jiwana, yang berasal dari kata bahasa Sansekerta: jiwa.
Dengan demikian, perkataan Jiwana diduga adalah nama 'Kahuripan' yang disansekertakan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Juwana berasal dari kata druju dan wana.
Druju adalah nama pohon, sementara wana berarti hutan.
Baca juga: Penjaga Curiga Dua Pemuda Masuk ke Kapal yang Bersandar di Juwana Pati, Ternyata Mereka Mencuri TV
Sejarah Kepulauan Indonesia umumnya dan Tanah Jawa khususnya, ditemukan dari beberapa sumber yang agak berlainan satu dengan yang lain.
Sementara, menurut pihak lain dikatakan bahwa waktu pertama kali bangsa Hindu datang ke Juwana telah melihat tetanaman Juwawut.
Juwawut merupakan semacam bahan makanan, juga dijual di pasar untuk bahan makanan burung perkutut piaraan, yang tumbuh begitu subur dan gemuk sekali di daerah ini, sehingga pulau ini dinamakan Juwawut dan penduduknya dinamakan Juwana.(*)