Berita Demak

Bertahan di Tengah Rob, Warga Sriwulan Demak: Rob Kali Ini Luar Biasa, Seperti Tsunami Kecil

Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih bertahan di rumah meski permukiman dibanjiri rob, Selasa (24/5/2022).

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZA GUSTAV
ILUSTRASI. Anak-anak bermain air di genangan banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Minggu (14/11/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih bertahan di rumah meski permukiman dibanjiri rob, Selasa (24/5/2022).

Menurut warga, rob awal pekan ini merupakan yang terparah sejak beberapa tahun terakhir.

Pasalnya, limpasan air laut tidak hanya merendam jalan-jalan di perkampungan tetapi juga merendam rumah warga.

Setidaknya, ada 2.500 kepala keluarga di Desa Sriwulan, terdampak banjir rob ini.

Mereka tidak dapat beraktivitas karena genangan rob yang masih tinggi.

Sukijah (62), warga RT 08 RW 04 Desa Sriwulan, mengaku tidak dapat beraktivitas seperti biasa, sebab air masih menggenang di rumahnya.

"Tidak bisa masak. Semalam juga tidak bisa tidur, kasurnya terendam banjir," kata Sukijah dikutip dari Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Banjir Rob Pekalongan, 157 Warga Mengungsi, Wali Kota: Ini yang Paling Besar!

Baca juga: Rob Meninggi, Karyawan di Kawasan Industri Tanjung Emas Kota Semarang Dievakuasi

Baca juga: Atlet Dayung Demak Tri Wahyu Sumbang Emas di SEA Games, Orangtua: Sejak Kecil Suka Main di Sungai

Baca juga: SLB di Demak Diambil Alih Pemprov, Orangtua Murid Harap Fasilitas Pendidikan Terpenuhi

Menurut Sukijah, banjir rob yang terjadi sejak Senin (23/5/2022), tidak seperti biasanya.

Jika pada hari-hari biasa, rob hanya menggenangi jalanan, kali ini masuk ke dalam rumah.

"Biasanya hanya rob biasa, ini luar biasa. Seperti tsunami kecil. Senin kemarin, bahkan air sampai seleher," ujar Sukijah.

Kepala Desa Sriwulan Zamroni menyatakan, banjir rob kali ini merupakan yang tertinggi.

Keadaan diperparah dengan adanya talud Sungai Menyong yang jebol dua titik, sepanjang 100 meter sehingga air masuk ke perkampungan.

"Bahkan, ketinggian air di dalam rumah hingga mencapai 1,5 meter. Total ada 10.000 jiwa yang terdampak banjir rob. Kalau rumah, ada 3.000 lebih," kata Zamroni.

Zamroni menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan logistik, Pemerintah Desa bersama PMI dan BPBD Demak membuka dapur umum di enam titik, mengingat terbatasnya akses dan aktivitas warga.

Pihak desa juga bekerja sama dengan puskesmas untuk pengobatan warga yang menderita sakit.

"Alhamdulillah, warga masih dalam kondisi baik, ada empat manula yang dibawa keluarganya keluar karena tidak ada tempat pengungsian khusus," ujar Zamroni.

Baca juga: Banyak Lowongan Kerja Seusai Lebaran, Pencari Kartu Kuning di Purbalingga Melonjak

Baca juga: 12 KK di Pinggir Sungai Pelus di Relokasi, Bupati Banyumas: Jangan Dijual, Ini Hasil Gotong-royong

Baca juga: Ganjar Siap Dukung Upaya Petani di Klaten Kembangkan Padi Organik Jenis Rojolele Srinuk

Baca juga: Petani di Banjarnegara Tertembak saat Mencabut Rumput, Diduga Korban Salah Tembak Pemburu Babi Hutan

Sementara itu, Ketua DPRD Demak Fahrudin Bisri Slamet langsung memantau kondisi warga yang terdampak banjir rob.

Slamet yang didampingi Zamroni, juga memeriksa lokasi tanggul yang jebol serta kesiapan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik warga.

"Dapur umum harus dikoordinasikan dengan baik. Sehingga, warga yang terdampak rob tidak ada yang terlantar, semua harus dapat makan. Termasuk kebutuhan air bersih juga harus tercukupi," kata Slamet. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terdampak Banjir Rob, Ribuan Warga Demak Pilih Bertahan di Rumah".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved