Berita Sragen
Maraknya Aksi Gantung Diri di Sragen, Ini Saran Mensos Risma untuk Masyarakat
Rentetan kejadian dugaan bunuh diri dalam sehari pada awal Mei lalu di Kabupaten Sragen menjadi satu ironi.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN - Rentetan kejadian dugaan bunuh diri dalam sehari pada awal Mei lalu di Kabupaten Sragen menjadi satu ironi.
Terlebih, dua korban yang ditemukan meninggal gantung diri berstatus ayah dan anaknya yang masih balita.
Terlepas dari kasus itu, keputusan untuk mengakhiri hidup umumnya karena depresi.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Salatiga Sangat Strategis Jadi Wisata Gastronomi Unggulan
Pemerintah di tingkat terbawah disebut punya peran vital untuk memastikan kondisi psikis warga di lingkungannya baik-baik saja.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat di Sragen meminta pemangku kepentingan di tingkat RT/RW dan desa/kelurahan untuk ikut mengurangi tingkat depresi di kalangan warga.
Satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.
Baca juga: 3 Kasus Bunuh Diri dalam Sehari di Sragen Jadi Perhatiaan Mensos Risma
Pemerintah bisa membuat kegiatan yang membuat warga saling terbuka dan peduli satu sama lain.
"Pak RT, pak RW, pak Lurah dan semua pihak yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan.
Buat kegiatan apa saja yang positif yang bisa saling terbuka," kata Mensos dalam kunjungan kerjanya ke Sragen, Minggu (15/5/2022).
Baca juga: Desa Bojongnangka Pemalang Dulu Desa Miskin, Sekarang Jadi Desa Edukasi Wisata, Ternyata Karena Ini!
Menurut Risma, baik AR maupun S, warga yang diduga bunuh diri, mungkin saja orang yang pendiam.
Karena itu, warga di lingkungan di sekitar mereka lah yang seharusnya lebih peka dan peduli terhadap sesama.
Perlu suasana lebih terbuka, ada ruang komunikasi yang baik antar warga, atau saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga.
"Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Mensos.(*)