Berita Cilacap

Sering Dikejar saat Remaja, Warga Danasri Cilacap Ini Malah Suka dan Kini Pelihara 50 Lebih Ular

Imam Mansyur, warga Desa Danasri, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, memilih memilihara ular berbagai jenis karena rasa cinta.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
Imam Ulo bersama rekan dan anaknya, memegang ular King Cobra peliharaannya, saat ditemui di rumahnya di Desa Danasri, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Senin (4/4/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP – Ular merupakan reptil yang biasa hidup di alam bebas dan dihindari banyak orang karena dinilai membahayakan.

Namun, tidak bagi Imam Mansyur. Warga Desa Danasri, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, ini malah memilihara, bahkan memiliki peternakan ular dari berbagai jenis.

Ini pula yang membuat Imam mendapat julukan sebagai Imam Ulo. Ulo adalah kata dari bahasa Jawa yang berarti ular.

Sudah 10 tahun ini, Imam beternak ular. Ada lebih dari 50 ular yang dimiliki, mulai dari king cobra, kobra Jawa, serta piton.

"Ada yang merupakan hasil tangkapan, ada juga dari beli. Saat ini, ada 12 ekor jenis King Cobra dan sisanya jenis kobra Jawa, dan piton," ungkap Imam saat ditemui di Nusawungu, Senin (4/4/2022).

Baca juga: Ratu Ular Banyumas Beraksi, Tangkap Induk dan Anakan Ular Kobra di Rumah Kosong Dekat Alun-alun

Baca juga: Dijuluki Ratu Ular, Nenek Asal Purwokerto Banyumas Kerap Bantu Warga Tangkap dan Koleksi 75 Ular

Baca juga: Ada Permintaan Masyarakat, Dishub Cilacap Kaji Perluasan Penggunaan Bajaj di Wilayah Barat

Baca juga: Kenaikan Harga Minyak Goreng Picu Inflasi Banyumas dan Cilacap, BI Purwokerto: Masih Terkendali

Imam mengungkapkan, awalnya, dia memelihara ular di belakang rumah untuk tujuan mengedukasi warga terkait hewan melata itu.

Mengingat, banyak warga yang awam dengan ular. Padahal, Indonesia memiliki beragam jenis ular.

"Banyak jenis ular di Indonesia namun masyarakat banyak yang kurang tahu jenis ular, termasuk, fakta-fakta tentang ular, seperti bagaimana cara penanganan bila terkena gigitan atau bahkan cara menangkapnya," imbuhnya.

Sering Bertemu Ular saat Remaja

Imam menceritakan, kecintaan terhadap ular berawal saat dia tinggal di Pulau Sumatera, tahun 1980.

Saat itu, rumah Imam yang berada di tengah hutan membuat Imam remaja kerap bertemu reptil tersebut.

"Dulu, waktu saya di Sumatera, sering sekali di kejar-kejar ular. Ada orang sana yang bilang, kalau terus-terus gitu (lari dari ular), kurus kamu. Dari situlah, saya mulai memberanikan diri pada ular," ungkapnya.

Hingga saat kembali ke Cilacap, sekitar tahun 2010, kecintaan Imam kepada ular tak luntur.

Dia mulai memelihara ular jenis King Cobra dan jenis kobra Jawa kurang lebih dari lima ekor.

Edukasi via Youtube

Sementara, dalam menjalankan misi mengedukasi masyarakat terkait ular, Imam melakukan berbagai kegiatan dan media.

Satu di antaranya, menggunakan media Youtube. Lewat video yang diunggah, Imam menceritakan terkait ular dan seluk beluknya.

Dia juga sering mengadakan pertunjukan untuk dapat menarik perhatian masyarakat. Masyarakat juga diajak berinteraksi langsung dengan hewan bersisik peliharaannya.

Imam juga membuka pintu rumah bagi warga, baik dewasa maupun anak-anak, untuk datang berkunjung mengenal langsung ular. Tentu saja, di bawah pengawasan Imam.

Ia juga sering bergabung dengan para pecinta ular dari berbagai daerah dalam komunitas untuk bisa saling bertukar pikiran mengenai serba-serbi ular.

"Atraksi ular sebenarnya untuk menarik agar masyarakat mau mendengar edukasi kita. Kalau dikasih tahu saja kan susah, belum tentu paham," tuturnya.

Baca juga: Dinyatakan ODGJ, Pencuri Kunci Motor di Rumah Dinas Wakil Wali Kota Tegal Tak Diproses Hukum

Baca juga: Terdakwa Kasus Diklatsar Maut Menwa UNS Solo Divonis Bersalah, Diganjar Hukuman 2 Tahun Penjara

Baca juga: Varian Baru Corona Ditemukan di Inggris, WHO Klaim Varian XE 10 Kali Lebih Menular dari Omicron

Menurut Imam, ada beberapa pengertian salah yang masih beredar luas di masyarakat.

Terutama, bagaimana harus bersikap saat bertemu ular di alam liar.

"Kalau menemukan ular, cara menangkapnya, pakai alat, bukan pakai tangan," kata dia.

Sementara, terkait penanganan saat terkena gigitan ular berbisa, masyarakat juga belum banyak yang tahu.

Kebanyakan masyarakat mengira bila tergigit ular harus diikat kencang pada bagian sekitar gigitan agar racun ular tidak menyebar.

Namun, hal ini kurang tepat karena justru dapat menghentikan peredaran darah.

"Sebaiknya, ketika digigit ular, kurangi gerakan agar tidak menyebar," jelas Imam.

Imam pun menyebut, ada tiga langkah pertama yang bisa dilakukan saat terkena gigitan ular.

Pertama, menggunakan obat antibiotik Super Tetra. Menurutnya, obat ini bisa dibeli di apotek namun harus menggunakan resep dokter.

Kedua, minum minyak tanah, sekitar empat sendok. Hal ini biasa dilakukan pemburu ketika di hutan.

Menurut Imam, ini berfungsi mencegah darah menggumpal setelah digigit ular.

"Ini bukan menyembuhkan tetapi hanya mengantisipasi penggumpalan darah saat terkena venom (bisa) ular," ujarnya.

Dan yang ke tiga, menggunakan daun mimba. Bisa dengan direbus sampai kental atau menumbuk dan menempelkan pada luka gigitan.

Daun mimba ini dipercaya mengandung antibiotik alami tinggi yang dapat menangkal racun bisa gigitan ular.

Efek yang ditimbulkan dari gigitan ular ini berbeda-beda setiap kasusnya, tergantung imunitas seseorang dan jenis ular yang menggigit. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved