Berita Jateng
Ekonom Undip Beberkan Bukti Bahwa Jateng Bukan Provinsi Termiskin di Jawa
Ekonom Universitas Dipenogoro (Undip), Wahyu Widodo menilai, pernyataan ini misleading karena menggunakan ukuran pendapatan per-kapita sebagai ukuran.
Penulis: hermawan Endra | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Penobatan Jawa Tengah sebagai provinsi termiskin di pulau Jawa tahun 2021 berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menuai komentar.
Ekonom Universitas Dipenogoro (Undip), Wahyu Widodo menilai, pernyataan ini misleading karena menggunakan ukuran pendapatan per-kapita sebagai ukuran kemiskinan.
Menurutnya, pendapatan per-kapita tidak mencerminkan angka kemiskinan.
Baca juga: Kapan Daerahmu Mulai Kemarau? Cek di Sini sesuai Prediksi BMKG
Per-kapita income menunjukan kesejahteraan secara rata-rata dan juga tidak menunjukkan kualitas pembangunan secara menyuluruh.
"Sehingga harus hati-hati menggunakan tingkat pendapatan per-kapita untuk mengukur kemiskinan.
Ini indikator umum saja yang menunjukkan capaian pembangunan secara makro," ujarnya.
Baca juga: Makam Belanda di Klampok Banjarnegara, Misteri Nisan Tanpa Nama
Wahyu Widodo menambahkan, kemiskinan punya ukurannya sendiri, kalau dilihat dari tingkat kemiskinan, Jawa Tengah bukan yang tertinggi di Jawa.
Provinsi DIY tingkat kemiskinan-nya lebih tinggi pada September 2021, Jateng 11,25 persen dan DIY 11,91 persen.
"Ukuran kemiskinan yang digunakan BPS menggunakan standar Bank Dunia, dihitung berdasarkan batas garis kemiskinan.
Untuk kemiskinan ekstrem, Bank Dunia menggunakan ukuran konsumsi per-kapita sebesar US$1,9 perhari dengan kurs paritas daya beli," imbuhnya.
Baca juga: Pemekaran Provinsi Banyumas Raya, Apa Kata Para Akademisi?
Di sisi lain, lanjut Wahyu Widodo jika bicara kemiskinan juga harus dikaitkan dengan indikator pembangunan lain yang relevan seperti tingkat ketimpangan (Gini Ratio), untuk melihat kualitas pembangunan secara lebih luas.
"Gini ratio Jawa Tengah September 2021 sebesar 0,368, masih lebih baik dari DKI Jakarta (0,411), Jawa Barat (0,406) dan DIY (0,436)," jelasnya.
Menurutnya, jika dilihat dari per-kapita income per bulan, semua provinsi di Jawa sudah lebih tinggi garis kemiskinan per-rumah tangga perbulan, artinya tidak ada yang miskin.
Justru karena masih ada ketimpangan pendapatan, kemiskinan masih ada di masing-masing provinsi.
Baca juga: Bingung Ngabuburit Dimana? Berikut Lokasi Favorit Warga Purwokerto Menunggu Berbuka Puasa
Diberitakan, pada 2021, PDRB per-kapita, atau rata-rata pendapatan warga Jawa Tengah pada 2021 sebesar Rp38 juta pertahun atau Rp3,22 juta per bulan.
Angka tersebut adalah yang terendah se-Pulau Jawa, serta jauh di bawah pendapatan rata-rata nasional yang mencapai Rp62,24 juta per tahun atau setara Rp5,2 juta per bulan.
Provinsi dengan rata-rata pendapatan penduduk terendah berikutnya adalah DIY sebesar Rp40,23 juta pertahun.
Diikuti Jawa Barat Rp45,3 juta pertahun, Banten Rp55,21 juta pertahun dan Jawa Timur Rp60,04 juta pertahun.(*)