Berita Semarang

Minyak Goreng Langka, Bank Sampah di Bergas Semarang Ini Kesulitan Dapat Pasokan Jelantah dari Warga

Kelangkaan minyak goreng membuat ibu rumah tangga kelimpungan dan membuat bank sampah di Randugunting, Kabupaten Semarang, kesulitan mendapat stok.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZANDA AKBAR
Ibu-ibu PKK di Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, menunjukkan minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan dari warga di Bank Sampah Wanito Utomo, Minggu (20/3/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Kelangkaan minyak goreng tak hanya membuat ibu rumah tangga kelimpungan. Bank Sampah Wanito Utomo di Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, pun terdampak.

Pasalnya, pengelola bank sampah ini biasa mengumpulkan minyak jelantah dari warga.

"Ga mesti sih berapa banyak (dapatnya) selama sebulan. Sepertinya, sekitar 10 kilo (per bulan)," kata Diah, ketua Bank Sampah Wanito Utomo, ditemui saat kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah, Minggu (20/3/2022).

Baca juga: Terungkap! Identitas Mayat di Sungai Tuntang Kabupaten Semarang Ternyata Pemuda asal Madiun Jatim

Baca juga: 29 Warganya Positif Covid dan Jalani Karantina, Dusun Dukuh di Getasan Kabupaten Semarang Ditutup

Baca juga: Bejat! 8 Tahun, Ayah di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Baca juga: Bawa Kabur Investasi Rp 472 Juta, Warga Kabupaten Semarang Dipolisikan. Janjikan Untung 60% Sepekan

Diah menjelaskan, minyak jelantah biasanya dikumpulkan dari rumah tangga warga.

Dia memastikan, minyak jelantah itu tak didaur ulang atau digunakan lagi tetapi diolah menjadi biogas.

Kepada pengepul, bank sampah menjual seharga Rp 4.000 per kilogram.

"Kalau saya kemarin ikut sosialisasi, katanya, minyak jelantah tersebut mau dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biogas," jelasnya.

Selama harga minyak goreng tinggi, bahkan sempat terjadi kelangkaan, Diah mengatakan, pengelola bank sampah juga kesulitan mendapat jelantah dari warga.

Meski begitu, pihaknya tetap menerima berapapun jelantah hasil limbah rumah tangga yang disetor warga.

Karena, menurutnya, minyak jelantah dapat mencemari lingkungan jika dibuang begitu saja.

Baca juga: Babak Pertama PSIS Semarang Kontra Persita Tangerang, Laskar Mahesa Jenar Tertinggal 2-1

Baca juga: Mampu Atasi Trek Basah, Pebalap Miguel Oliveira dari KTM Red Bull Juarai MotoGP Mandalika 2022

Baca juga: Bikin Ngakak! Fabio Quartararo Tirukan Aksi Pawang Hujan saat Tunggu Balapan di Sirkuit Mandalika

Baca juga: 78 Persen Jalan Provinsi di Jateng Kondisi Baik, Kerusakan Dilakukan Perbaikan Secara Rutin

Selain minyak jelantah, pengelola bank sampah yang merupakan ibu-ibu PKK tersebut juga mengumpulkan sampah lain yang bisa didaur ulang. Di antaranya, kertas, bungkus minuman saset, botol, plastik, kaca, dan besi.

Nantinya, sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan didaur ulang menjadi karpet, kursi, tas, dan barang-barang lain.

"Kami, bersama-sama membentuk bank sampah kecil. niat kami, membiasakan mulai dari sekarang peduli lingkungan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved