Keracunan Gas PLTP Dieng

Ini Kata Ahli Geologi Unsoed Purwokerto Soal Panas Bumi dan Potensi Gas Beracun Dieng Banjarnegara

Ahli Geologi Unsoed Purwokerto Sachrul Iswahyudi mengatakan, kondisi Dieng yang mengkhawatirkan adalah keberadaan panas bumi mengandung gas beracun.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/DOK PRI
Ahli Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Sachrul Iswahyudi ST, MT. 

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, seluruh SOP sudah dijalankan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku.

PT Geo Dipa Energi juga memastikan tidak ada masyarakat yang menjadi korban dalam kejadian tersebut, melainkan pekerja yang berada pada lokasi tersebut.

Sachrul menganggap, potensi mengeluarkan gas beracun di daerah panas bumi di mana saja, sangat mungkin terjadi.

"Kandungan gas beracun di Dieng tinggi bahkan bila dibandingkan dengan daerah lain."

"Nah, karena kondisinya bahaya seperti itu, keselamatan pekerjaan harus menjadi nomor satu," ungkapnya.

Baca juga: Mayat Perempuan Tertutup Sarung Ditemukan di Bawah Jembatan Tol Semarang-Solo, Ada Jeratan di Leher

Baca juga: GPH Bhre Cakrahutomo Resmi Jadi Mangkunegara X, Penobatan Dihadiri Presiden Hingga Raja Trah Mataram

Baca juga: Warga Langgar Purbalingga Tewas Tersengat Listrik saat Pangkas Ranting Pohon Kelor

Baca juga: Marak Pencurian, Polisi Imbau Petani Adimulyo Kebumen Tak Biarkan Gabah di Tepi Jalan saat Malam

Itu sebabnya, dia kembali menekankan penting dan keharusan meningkatkan mitigasi di daerah panas bumi.

Selain itu, menurutnya, penelitian untuk mengetahui karakter di bawah permukaan bumi perlu terus dilakukan untuk tujuan antisipasi.

Menurut pandangannya, mitigasi yang dilakukan saat ini sudah cukup baik tapi tetap harus ditingkatkan.

Jangan hanya ada papan pengumuman, garis pembatas jarak aman dan rambu lain, akan tetapi, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan.

Berbicara mengenai seberapa berbahaya gas yang dikeluarkan, selama ada mekanisme kontrol, Sachrul mengatakan, hal itu tidak jadi masalah.

Misal, bila gas Co2 di atas ambang yang ditentukan, otomatis akan jadi toxic dan beracun.

"Ada mekanisme menggunakan alat pendeteksi, kalau di atas ambang batas, alat akan bunyi dan para pekerja harus melarikan diri secepatnya."

"Selain itu, harus ada H2S engineer, yaitu pihak yang bertugas memantau keselamatan pekerja."

"Merekalah yang akan mengatasi. Bila mana ada kejadian seperti itu, mereka langsung terjun ke lapangan dan mengatasi, bisa seperti menghilangkannya," imbuhnya.

Sebagai informasi, energi panas bumi merupakan salah satu unit bisnis yang digeluti oleh perseroan.

Mengutip laman geodipa.co.id, proyek yang digarap perseroan di antaranya Pembangkit Listrik Geothermal (PLTP) skala kecil.

Kapasitas PLTP Dieng adalah 1x10MW yang berlokasi di wilayah Kerja Panas Bumi Dataran Tinggi Dieng atau disebut sebagai Proyek PLTP Dieng. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved